Review Tu Jhoothi Main Makkaar: Meriah!
Ada yang spesial dengan sinema Bollywood akhir-akhir ini. Merambah ranah kontemporer film-filmnya, ia tak lantas beralih menjadi arthouse obscure yang tak ramah bagi penontonnya. Tetap menjaga batasan tanpa melupakan kultur mengapa “Bollywood adalah Bollywood”. Dan nama sineas Luv Ranjan adalah salah satu yang berkontribusi di dalamnya.
Benar bahwa ia memulai mendobrak industri yang bagai mati suri dengan film-film berkualitas rendah dengan gaya klasik di Pyaar Ka Punchnama, tetapi makin ke sini, ia menggaris batas berbeda di film-filmnya. Dan ia membawa pengaruhnya ke sineas-sineas muda sekaligus talenta-talenta baru di bidang produksi untuk berkolaborasi menciptakan sesuatu yang berbeda pula.
Pun dengan film terbarunya yang berjudul Tu Jhoothi Main Makkaar. Masih dengan gaya klasik, film ini berkisah tentang seorang playboy bernama Rohan 'Mickey' Arora (Ranbin Kapoor) yang berkenalan dengan seorang gadis bernama Nisha 'Tinni' Malhotra (Shraddha Kapoor). Tinni tampaknya tidak mudah untuk ditaklukkan meskipun Mickey telah melontarkan sejuta rayuan. Mickey pun berusaha keras untuk mendapatkan hati Tinni dengan cara apapun.
Tu Jhoothi Main Makkaar adalah kesempatan paling tepat bagi kita untuk mengucap, “selamat datang kembali, sinema klasik Bollywood!.” Tu Jhoothi Main Makkaar yang jelas-jelas berada di ranah kekuasaan Luv Ranjan merupakan bukti bahwa sutradara ini masih cakap dalam menghantarkan cerita.
Tengok saja, sepintas muatan cerita dari film ini terdengar usang mengingat plotnya yang sudah berulang kali dijamah. Yang kemudian membuatnya berasa segar sekaligus lezat untuk disantap adalah kepiawaian Luv dalam mengemas berikut menyampaikannya ke khalayak ramai.
Ini tidak semata-mata gelaran melodrama picisan perihal cinta bertepuk sebelah tangan, tapi filmnya mencoba menggalinya lebih mendalam dengan memberi pembacaan sarat dialog-dialog menggugah pemikiran terhadap beberapa jenis cinta lain yakni cinta berlandaskan nafsu dan cinta platonik, yang akan membawamu pada perenungan soal relationship.
Berat? Sama sekali tidak. Dibalik kupasan cenderung filosofisnya, film ini masihlah tontonan meriah. Belum lagi saat Luv memunculkan tembang-tembang menghentak bernafaskan EDM disertai koreografi heboh, referensi cerdas ke dunia Bollywood era 80an, sampai riuh tawa bersumber dari tingkah laku konyol Mickey maupun ledekan terhadap keklisean film-film Bollywood.
Lalu, saat nada film ini berkelok ke arah melodrama, tanpa pernah tersandung menjadi kelewat menye-menye, dari sisi muram, Tu Jhoothi Main Makkaar pun mempunyai satu dua momen merobek hati yang berkesan. Tanpa banyak dilontari kata-kata, hanya mengandalkan air muka dari kedua pemain utama, sebuah momen dalam film ini mampu menyuarakan kekecewaan dan sakit hati secara lantang.
Kuncinya terletak di akting jempolan barisan pemainnya. Film ini sangat diberkahi mempunyai aktor aktris sekaliber Ranbir Kapoor dan Shraddha Kapoor di lini terdepannya. Ranbir mencurahkan segenap kemampuannya demi menghidupkan karakter Mickey yang childish. Ada kalanya berasa menyebalkan, namun seringkali dia terlihat sebagai sosok adorable yang sulit dibenci.
Interaksinya bersama Shraddha menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu pasangan Bollywood on screen terbaik masa kini. Kita meyakini mereka adalah cinta sejati saat salah satunya memutuskan berpisah, lalu luka pun tertinggal di hati penonton. Tambahkan dengan pengarahan jempolan dari Luv, skrip yang cukup berisi, dan tembang-tembang musikal gubahan Pritam yang easy listening, Tu Jhoothi Main Makkaar adalah salah satu persembahan paling menawan dari Bollywood tahun ini.