Loading your location

Review A Quiet Place: Day One: Suguhkan Cerita yang Lebih Megah dari Pendahulunya

By Ekowi27 Juni 2024

Pencapaiannya dalam mengarahkan film A Quiet Place dan A Quiet Place Part II jelas berhasil menempatkan nama John Krasinski sebagai salah satu sutradara yang patut untuk ditunggu dan diperhatikan karya-karyanya. A Quiet Place yang bernada horor dengan tegas menunjukkan insting pengarahan Krasinski yang cerdas sekaligus kuat dalam mengelola ritme cerita filmnya guna menghasilkan banyak momen horor nan menegangkan yang jelas akan membuat setiap penonton berpegangan erat di kursi mereka.

Kesuksesan dua film di atas tadi lantas melahirkan film ketiganya yang kini bertajuk A Quiet Place: Day One. Namun, kursi penyutradaraan kini jatuh pada Michael Sarnoski yang tempo hari menyutradarai film Pig yang mendapat sambutan meriah dari para kritikus film. Tapi tenang saja, karena nama John Krasinski tetap ada di jajaran produser guna menjaga kualitas film ketiganya ini.

Nah, Jika film A Quiet Place dan A Quiet Place Part II bersetting ratusan hari sejak “kiamat” akibat monster dan hari pertama saat kekacauan tadi terjadi, maka A Quiet Place: Day One ini akan lebih mengeksplorasi hari pertama saat monster-monster tersebut datang.

Ya, A Quiet Place: Day One berawal dari sebuah pesawat makhluk asing yang tiba-tiba mendarat di bumi dan mulai membuat kekacauan. Banyak fasilitas umum dan gedung-gedung bertingkat mengalami kehancuran dan tidak bisa digunakan lagi. Hingga akhirnya orang-orang mulai sadar bahwa para makhluk asing tersebut begitu sensitif terhadap suara. Mereka tak segan-segan akan menyerang secara membabi buta saat mendengar suara apapun.

Sam (Lupita Nyong'o), saat itu sedang berplesiran ke sebuah puppet show saat alien tersebut datang ke bumi. Ketika kekacauan terjadi, dia tak sengaja bertemu dengan Eric (Joseph Quinn) serta kucing survivor yang lucu bernama Frodo. Mereka pun lantas memutuskan untuk bekerja sama agar dapat bertahan hidup.

Seperti layaknya sebuah sekuel, yang sekaligus merupakan sebuah prekuel, Michael Sarnoski tentu saja menyajikan A Quiet Place: Day One dengan penataan cerita yang lebih megah dari pendahulunya, menghadirkan lebih banyak karakter, mengambil latar belakang lokasi yang lebih bervariasi, serta penggunaan tatanan efek audio maupun visual yang lebih rumit.

Bukan berarti Sarnoski lantas meninggalkan esensi kesederhanaan maupun keintiman kisah yang dahulu mampu membuat A Quiet Place I dan II terasa begitu efektif dalam memainkan emosi para penontonnya. A Quiet Place: Day One masih memberikan fokus yang utuh pada dinamika hubungan yang terbentuk antar karakter utamanya. Namun, secara perlahan, naskah cerita yang juga digarap oleh Sarnoski ini turut memberikan ruang bagi perkembangan cerita dan konflik-konflik lain yang telah maupun akan dihadirkan.

Sobat nonton akan diberikan kisah pendukung tentang bagaimana hari pertama terjadinya serangan makhluk asing, gambaran akan apa sebenarnya makhluk asing tersebut, bagaimana kondisi manusia lainnya saat terjadinya serangan, serta bagaimana upaya karakter-karakter utama dalam linimasa cerita maupun karakter-karakter manusia lainnya berusaha untuk menyelamatkan diri atau melanjutkan kehidupan mereka.

Di saat yang bersamaan, sebagai film yang menghadirkan cerita yang merupakan jembatan bagi cerita yang akan dihadirkan selanjutnya, sulit untuk mengingkari fakta bahwa A Quiet Place: Day One sering terasa stagnan dalam bertutur, guna menyimpan sejumlah misteri untuk kemudian dibuka pada paruh penceritaan selanjutnya. Hal ini yang membuat sejumlah kejutan yang dihadirkan pada film ini, khususnya yang memiliki tata eksekusi yang hampir serupa dengan film sebelumnya, tidak lagi dapat berdampak sama efektifnya seperti ketika dihadirkan pada dua film pendahulunya.

Hal di atas tadi bukanlah sebuah kelemahan yang benar-benar mengganggu memang, karena Sarnoski tetap berhasil membangun tiap konflik yang dihadirkan dalam A Quiet Place: Day One dengan cukup baik, mengeksekusi momen-momen ketegangan dengan matang, sekaligus tetap menghadirkan "pesan moral" yang emosional akan para manusia yang rela melakukan apapun demi memberikan yang terbaik bagi sesamanya.

Secara keseluruhan, kualitas penceritaan A Quiet Place: Day One sanggup hadir dengan cukup memuaskan dalam bersanding mendampingi kualitas penampilan dua film sebelumnya, sekaligus mampu kembali membuat penontonnya menunggu apa yang akan terjadi pada semesta film ini selanjutnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

TRAPEZIUM
Kuasa Gelap
SANA: Let Me Hear
Canary Black

COMING SOON

Iblis dalam Kandungan 2
Death Forest 2
Ozi: Voice of the Forest
Anak Kolong