Loading your location

Review It Ends with Us: Gambaran Menarik tentang Toxic Relationship

By Ekowi19 Agustus 2024

Bagi sobat nonton pembaca setia novel, pasti telah mengenal nama Colleen Hoover. Ya, Colleen Hoover sendiri telah dikenal atas berbagai karyanya yang mengagumkan. Colleen Hoover diketahui dapat menuangkan pikirannya yang luar biasa pada setiap novelnya. Ia juga tak jarang mengangkat berbagai isu sensitif yang menjadi concern sejumlah orang.

Salah satu novelnya yang berjudul It Ends with Us, kini coba diangkat ke medium layar perak dengan judul yang sama. Film It Ends with Us bercerita tentang Lily Bloom (Blake Lively), seorang perempuan yang baru saja lulus kuliah. Lily dikisahkan jatuh cinta dengan seorang dokter bernama Ryle Kincaid (Justin Baldoni).

Awalnya, hubungan Lily dan Ryle terasa sangat sempurna, sampai akhirnya sifat Ryle yang baru terungkap membangkitkan trauma masa lalunya. Tak hanya itu, kebahagiaan baru Lily pun terusik karena mantan kekasihnya, Atlas Corrigan (Brandon Sklenar), datang kembali dan menjungkirbalikkan kehidupannya.

Sebelumnya, penulis ingin memberikan disclaimer kepada sobat nonton sebelum menonton film ini, karena film It Ends with Us ini rupanya mengandung cerita yang beberapa adegannya mungkin dapat menjadi trigger bagi sejumlah orang yang memiliki trauma tertentu. Sebab, cerita dalam film ini mengandung kekerasan fisik dan juga kekerasan seksual.

Pada intinya, Justin Baldoni selaku sutradara film ini ingin menggambarkan bagaimana hubungan yang tidak sehat atau yang biasa disebut sebagai toxic relationship. Justin juga mampu memberikan jawaban yang diharapkan dapat menjadi solusi dan pelajaran yang dapat diambil sobat nonton yang sekiranya sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat tersebut.

Yang menjadi poin plus dari film ini adalah, bahwa Justin ingin membahas bagaimana rasanya terjebak di sebuah hubungan abusif tanpa terkesan men-judge sama sekali. Hal ini membuat It Ends with Us akan cenderung lebih dalam dan personal bagi beberapa orang. Film ini juga akan membuat kita semua berpikir bahwa tidak seharusnya kita melabeli perempuan yang bertahan dalam sebuah hubungan tidak sehat sebagai seseorang yang “bodoh” atau “lemah”.

Seriously, film ini membuat segalanya yang kita pertanyakan akan menjadi masuk akal. Argumen-argumen yang coba dilontarkan oleh Justin Baldoni di film ini cukup dapat diterima dengan baik. Dan percayalah, bahwa keputusan yang diambil oleh karakter Lily di sini adalah hal-hal yang mungkin akan kita pilih jika kita juga ada ada di posisinya. Nah, agar sobat nonton bisa memahami kata-kata tadi, maka sobat nonton harus menonton sendiri filmnya.

Dan pada akhirnya, It Ends with Us amat cocok ditonton oleh sobat nonton yang ingin memulai sebuah hubungan, ingin menempuh jenjang hubungan yang lebih serius seperti menikah, atau sobat nonton yang merasa bahwa hubungan yang sobat nonton jalani saat ini sedang berada di dalam keadaan yang tidak baik. Sebab, film ini bisa jadi panduan bagi sobat nonton untuk menghindari dan keluar dari hubungan yang tidak sehat tadi.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Bila Esok Ibu Tiada
Amazon Bullseye
Venom: The Last Dance
Santet Segoro Pitu

COMING SOON

SEVENTEEN [RIGHT HERE] WORLD TOUR IN JAPAN : LIVE
LAUFEY`S A NIGHT AT THE SYMPHONY: HOLLYWOOD BOWL
Shark Season
Para Perasuk