Loading your location

Review Lansky: Film Kejahatan yang Intim dan Realistis

By Ekowi06 Januari 2024

Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Seberkuasa, atau sepowerful apapun seorang gangster atau mafia, suatu saat ia pasti akan menua dan ringkih dan jadi tak-berdaya jua. Seperti yang menimpa Meyer ‘The Little Man’ Lansky. Lansky adalah pemimpin Sindikat Kejahatan Nasional, sebuah konfederasi kelompok kejahatan terorganisir di Amerika Serikat. Payung organsiasi ini membawahi hampir semua kelompok-kelompok kejahatan di semua kota di AS.

Kisah hidupnya kini diangkat ke sebuah film berjudul Lansky, yang disutradarai oleh Eytan Rockaway. Dalam film ini, diceritakan Lansky (Harvey Keitel) merupakan seorang mantan gangster yang kini sudah berusia 80-an tahun. Pria tua ini ingin menuliskan perjalanan hidupnya ke dalam sebuah buku. Namun, di saat yang sama, dirinya sedang diselidiki oleh FBI menyangkut harta kekayaannya yang diduga sebesar 300 juta dollar dari hasil kejahatannya di masa lalu.

Ya, film Lansky rupanya menawarkan kolam-baru untuk kita selami. Jika biasanya sosok gangster atau mafia digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan, maka Lansky justru sebaliknya. Lansky yang sudah renta ini sama sekali tidak terlihat garang, malah terlihat sangat ramah.

Sebagai sutradara, Eytan coba membuat film ini seperti bukan tipikal film mafioso. Lansky didesain agar lebih humanis namun tetap padat. Jenis film seperti ini membutuhkan tiga syarat penting untuk nantinya dapat disebut sebagai tontonan bergizi dan nikmat untuk dicerna. Pertama, segi ceritanya itu sendiri. Kedua, penampilan akting, dan yang ketiga adalah cara penyampaian alias storytelling-nya.

Dan ketiga hal tersebut berhasil dimaksimalkan oleh Eytan. Dalam unsul penceritaan contohnya, film ini berhasil mengestablish setidaknya dua hal penting yang berhubungan langsung dengan apa yang dirasakan oleh si karakter utama, yakni perihal uang dan keluarga. Sebagai penonton, kita akan melihat ke dalam sudut pandang Lansky, ikut mengalami pengalaman-pengalaman di sepanjang hidupnya.

Sebuah film yang baik memang seharusnya tidak perlu membuat tokohnya memohon untuk mendapatkan simpati dari kita sebagai penontonnya. Dan itu yang coba ditampilkan film ini. Lansky digambarkan sebagai seseorang yang tidak pernah tampak sebagai manusia utuh secara alami. Tidak perlu ada paksaan agar si karakter utama terlihat amat bersalah.

Tetapi, Lansky tetap bukanlah film yang bisa menjadi favorit segala kalangan penonton. Film ini punya pergerakan alur cukup lambat yang mungkin akan terasa membosankan dan menyiksa bagi sebagian orang. Meski mengusung genre crime, kita tak akan banyak menemukan adegan sarat aksi, baku tembak, dan ledakan di dalam film ini. Banyak bagian dari film ini yang justru membuatnya lebih menyerupai film bergenre thriller psikologis.

Pada akhirnya, Lansky menjadi versi interpretasi kontemporer terhadap kehidupan salah satu sosok kontroversial dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Film ini memberikan pendekatan yang sedikit lebih intim dan realistis dibandingkan dengan film bergenre crime pada umumnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

You Will Die in 6 Hours
HERE
The Wild Robot
Kuasa Gelap

COMING SOON

Desa Mati: The Movie
Kiblat
Flight Risk
Penunggu Rumah: Buto Ijo