Loading your location

Review Sound of Freedom: Mampu 'Menyentil' dengan Cara Efektif dan Amat Menyentuh

By Ekowi25 Januari 2024

Mungkin tidak banyak film yang berbicara soal perdagangan anak usia belia, dan tak banyak pula yang berhasil mencuri perhatian dari para kritikus dan pecinta film. Sound of Freedom adalah salah satu film yang ternyata berhasil memenuhi prasyarat di atas tadi. Siapa sangka, film yang berbujet hanya sebesar $14,5 juta ini mampu meraih sukses secara fenomenal dengan raihan lebih dari $235 juta di seluruh dunia.

Film Sound of Freedom memulai kisahnya di kota Tegucigalpa, Honduras, di mana seorang ayah bernama Roberto (José Zúñiga), yang memiliki dua anak mendapat tawaran dari mantan ratu kecantikan, Gisselle (Yessica Borroto Perryman) untuk menjadikan anak-anaknya sebagai model. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Roberto menerima tawaran tersebut karena keadaan yang sedang dihadapinya.

Tapi, setelah beberapa waktu saat ia ingin menjemput anaknya pulang, Roberto mendapati anaknya sudah dibawa kabur dan tidak tahu akan di bawa ke mana. Dan terungkap bahwa ternyata anaknya tidak dijadikan model, melainkan malah dijual untuk dijadikan budak seks. Di sisi lain, salah satu agen khusus Investigative Security Intelligence (HSI), Tim Ballard (Jim Caviezel), menangkap orang-orang yang memiliki dan mendistribusikan pornografi anak. Lalu, apakah ada keterkaitan antara dua peristiwa tadi?

Well, kisah yang sederhana namun tetap solid ini berjalan dengan tempo yang sedang dan berfokus pada sosok Tim Ballard. Walau tidak sulit untuk ditebak ke arah mana jalan ceritanya, namun sentuhan humanis yang ditonjolkan film ini memang sulit untuk dielakkan. Sisi manusiawi sobat nonton dijamin akan terpancing ketika melihat nasib anak-anak malang yang menjadi korban.

Melalui narasinya, kita semua akan dibawa masuk ke dalam suatu proses petualangan ala Mission Impossible melalui kolaborasi karakter Tim Ballard dengan pihak-pihak terkait. Adalah satu sosok yang berhasil mencuri perhatian kita sebagai penontonnya, yakni karakter yang bernama Vampiro (Bill Camp) yang mampu menonjolkan peran karismatik sebagai seorang bekas gangster yang telah bertaubat dan kini justru membantu anak-anak korban perdagangan manusia tadi.

Melalui isu dan tema humanisme yang kuat, film ini mampu bekerja maksimal walaupun tidak banyak eksplorasi di genrenya. Jim Caviezel yang bermain sebagai sang protagonis utama pun sama sekali tak berakting buruk. Dirinya berhasil mengeluarkan akting terbaiknya sebagai sosok yang digambarkan rapuh nyaris di sepanjang durasi filmnya.

Sound of Freedom juga dengan gamblang mampu menggambarkan betapa luas dan kuatnya jaringan perdagangan seks anak di luar sana, khususnya di wilayah Amerika Latin. Jika benar semua yang tersaji di layar merupakan fakta, tentu hal tersebut amat sangat memprihatinkan.

Di luar masalah dunia yang sudah penat dengan isu lingkungan hidup dan masalah kemanusiaan lainnya, mimpi umat manusia untuk bisa hidup dalam dunia penuh kedamaian rasanya hanya sebuah fantasi belaka. Tapi setidaknya, film ini berhasil menyentil kita semua dengan cara yang efektif dan amat menyentuh.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Lembayung
Venom: The Last Dance
Singham Again
You Will Die in 6 Hours

COMING SOON

Selepas Tahlil
EMERGENCY
Sinners
Misteri Rumah Darah