Loading your location

Review The Crow: Bill Skarsgrd Tampil Brilian!

By Ekowi24 Agustus 2024

Sebagai sebuah film yang sering disebut salah satu film adaptasi komik terbaik dan sukses mendapatkan penghasilan lebih dari $144 juta kala itu, The Crow yang dirilis pada tahun 1994 ini nyatanya lebih dikenal sebagai film terakhir dari seorang Brandon Lee. Sebelum perilisannya, The Crow disebut bakal menjadi film yang menghantarkan Brandon Lee menuju gerbang kesuksesan. Memang pada akhirnya film ini sukses besar secara finansial, diakui kualitasnya, bahkan menjadi sebuah cult movie.

Performa Brandon Lee pun banyak mendapat pujian di film tersebut. Ya, andaikata tidak ada kecelakaan yang menewaskannya, film ini memang bakal menjadi pembuka kesuksesan bagi putera Bruce Lee tersebut. The Crow sendiri merupakan adaptasi dari komik berjudul sama karya James O'Barr yang terbit tahun 1989 silam. Kesuksesan film pertamanya tadi sayangnya tidak berhasil diikuti oleh tiga sekuel yang kesemuanya gagal total, baik secara Box Office maupun kualitas.

Dan kini, sineas Rupert Sanders coba untuk kembali mengulang sukses film originalnya dengan menghadirkan sebuah remake atau reboot The Crow dengan citarasa yang baru. Sama seperti film aslinya, The Crow versi tahun 2024 ini akan mengikuti kehidupan tragis seorang musisi bernama Eric Draven (Bill Skarsgård). Di malam sebelum pernikahannya, ia mengalami kematian tragis bersama tunangannya, Shelly (FKA Twigs).

Namun, takdir rupanya berkata lain, Draven mendadak memiliki kekuatan supranatural yang memberinya kesempatan kedua untuk hidup sebagai sosok yang dikenal sebagai The Crow. Ia kemudian memanfaatkan peluang tersebut untuk membalas dendam kematian perempuan yang dicintainya tadi.

Sesungguhnya, jika ditinjau dari segi cerita tidak ada yang spesial dari film ini, bahkan ada banyak kekurangan khususnya pada segi penggalian karakter. Tapi atmosfer kelamnya lah yang sanggup menjadikan The Crow ini terasa spesial.

Ya, kisah yang hadir merupakan kisah balas dendam biasa yang berjalan lurus tanpa ada kelokan berupa kejutan maupun selipan unsur lain yang membuat plotnya lebih dinamis dan variatif. Karakterisasinya pun termasuk dangkal, bahkan jika Eric Draven tidak berubah menjadi The Crow yang keren akan sulit bagi penonton untuk bersimpati pada kisah tragisnya.

Untungnya, karakter Eric saat sudah menjadi The Crow adalah sosok anti-hero yang luar biasa keren. Lupakan fakta bahwa ia lebih memilih style baroque-nya itu. Melihat sosoknya yang tidak bisa dilukai serta tidak ragu untuk bertindak kejam pada korbannya jelas sudah memberikan suatu hiburan yang luar biasa.

Karakternya juga terasa keren karena intensinya menggunakan kekerasan serta tingkahnya yang nampak begitu santai bahkan cenderung "bercanda" saat mengeksekusi para korbannya. Ditambah akting brilian dari Bill Skarsgård, yang menjadikan sosok Eric Draven atau The Crow punya segala aspek yang menjelaskan mengapa anti-hero macam Batman jauh lebih mudah disukai daripada sosok superhero yang (nyaris) sempurna seperti Superman.

Kelebihan lain dari film ini yang sanggup menutupi kelemahan pada naskahnya adalah aspek visualnya. Dengan sinematografi brilian dari Steve Annis yang didominasi kegelapan, The Crow terlihat begitu stylish. Lihat juga bagaimana hamparan kota Detroit di malam hari yang terlihat begitu megah sekaligus mengerikan. Tapi, semua itu bukan hanya untuk gaya-gayaan saja, karena pengemasan visualnya yang kelam turut mendukung suasana dalam ceritanya di mana digambarkan kota Detroit adalah kota yang dipenuhi kriminalitas.

Pada akhirnya, puas atau tidaknya sobat nonton dengan film ini akan tergantung apakah bagi sobat nonton kelebihan pada visual dan akting Bill Skarsgård mampu menutupi kekurangan pada sektor naskahnya. Namun bagi penulis, semua hal di atas tadi tentu saja mampu.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Flow
Amazon Bullseye
Bila Esok Ibu Tiada
My Hero Academia: You're Next

COMING SOON

Rest Area
Janur Ireng
Qodrat 2
Kampung Jabang Mayit