Review Werewolves: Action-nya Oke, Tapi...
Sutradara spesialis film action kelas B, Steven C. Miller kembali melahirkan film terbarunya yang berjudul Werewolves. Uniknya, film yang sudah selesai diproduksi sejak tahun 2022 ini awalnya berjudul Year 2, sebelum kemudian diubah menjadi judulnya yang sekarang.
Kisah dalam Werewolves dimulai dengan pergerakan warga sebuah kota untuk mengamankan diri jelang bulan purnama. Lucy (Ilfenesh Hadera) dan Emma (Kamdynn Gary) menutup rumah mereka dengan papan-papan kayu hingga batu-bata. Sedangkan paman Emma, Wesley (Frank Grillo), hari itu bertugas menjaga lanboratorium berisi ilmuwan dan tenaga medis yang meneliti vaksin untuk memulihkan manusia yang bermetamorfosis menjadi serigala.
Kebetulan, empat warga lokal bersedia menjadi relawan untuk diuji coba di lab tersebut. Salah satu dari mereka bernama Miles Chen (James Kyson) yang menjalin cinta dengan dr. Amy Chen (Katrina Law). Empat relawan tersebut dikerangkeng di bawah kanopi. Saat bulan purnama bersinar, kanopi pun dibuka. Alhasil, mereka terpapar. Nahas, keempatnya menjadi serigala lalu mengamuk dan membuat panik seisi kota.
Well, sejak adegan pembuka saja, sudah tampak gelagat bahwa film ini merupakan film berbujet rendah. Sang sutradara sepertinya banyak menggunakan shot-shot dekat dengan maksud untuk menutupi kelemahan setting-nya namun dengan kualitas gambar yang low level pula.
So sorry, efek visualnya pun juga tampak murahan. Rasanya, serial-serial televisi buatan Hollywood pun masih bisa lebih baik kualitasnya dari film ini. Lalu bagaimana dengan plotnya? Rasanya sudah tak perlu banyak dikomentari lagi, karena narasinya dibawakan dengan terlalu cepat dan semua serba dipaksakan untuk bergerak maju.
Memang, terkadang di film-film aksi, kita perlu meninggalkan nalar atau logika saat menonton. Akan tetapi, di film ini, sajian aksinya pun belum tentu bisa memuaskan kita semua. Semuanya serba medioker. Ya, Werewolves memang film aksi medioker yang hanya menjual nama Frank Grillo saja. Tak lebih.
Akhir kata, Werewolves menambah satu lagi filmografi seorang Steven C. Miller sebagai spesialis film-film aksi kelas B dengan plot yang tak menawarkan sebuah kejutan apapun. Bagi banyak orang, mungkin akan dengan mudah melupakan film ini setelah menontonnya.