Film 'Predator: Badlands' Sajikan Sudut Pandang Baru dari Seorang Predator

20th Century Studios mempersembahkan "Predator: Badlands", babak terbaru dari semesta Predator yang kini berfokus pada sisi lain dari sang makhluk legendaris. Babak baru ini akan menggali lebih cerita dari semesta ini dengan menghadirkan kedalaman emosi di balik salah satu spesies paling ikonik di dunia fiksi ilmiah.
Disutradarai kembali oleh Dan Trachtenberg (Prey, Predator: Killer of Killers), film ini membawa penonton ke planet berbahaya Genna, tempat seorang Predator muda bernama Dek berjuang untuk membuktikan dirinya, dan menemukan sekutu tak terduga dalam Thia, robot yang rusak namun berjiwa kuat. Bersama-sama, mereka menempuh perjalanan berbahaya melintasi planet Genna demi mencari lawan utama, makhluk tak terkalahkan bernama Kalisk.
"Ini adalah film pertama dalam semesta Predator yang sepenuhnya berfokus pada spesies Yautja," ujar Trachtenberg. "Untuk pertama kalinya, penonton akan mengikuti sudut pandang sang monster. Dek merupakan sosok terlemah di klannya, di ambang pengasingan, dan harus membuktikan dirinya dengan memburu makhluk paling berbahaya di galaksi," lanjutnya.
Film ini dibintangi oleh pendatang baru Dimitrius Schuster-Koloamatangi sebagai Dek serta Elle Fanning sebagai Thia. Dimitrius Schuster-Koloamatangi berhasil menghadirkan performa fisik dan emosional luar biasa sehingga membuat sosok Yautja terasa hidup dan manusiawi. "Dimitrius sangat luar biasa," ujar Trachtenberg. "Dia membawa fisikalitas yang kuat namun juga sisi rapuh dan berani. Ia membuat Dek menjadi sosok underdog yang patut untuk didukung sepenuh hati," imbuhnya.
Elle Fanning, yang merupakan penggemar dari "Prey", juga sangat senang bergabung menjadi bagian dari film ini. "Naskahnya sangat mengejutkan. Thia digambarkan sebagai robot yang tidak punya kaki dan berwujud 'ransel'. Ini merupakan tantangan baru bagiku dan semangat yang Trachtenberg miliki menjadi motivasi aku untuk total dalam peran ini," jelas Fanning.
Film ini juga memperkenalkan Kalisk sebagai lawan utama yang merupakan sosok makhluk yang tak terkalahkan. Untuk mewujudkan karakter ini, Creature Designer legendaris Alec Gillis, yang memulai karirnya dalam film Alien dan Predator pertama di bawah bimbingan maestro efek spesial Stan Winston, kembali berkolaborasi dengan Trachtenberg setelah sebelumnya bekerja sama dalam film "Prey". Bersama tim W?t? FX, Gillis merancang sosok Kalisk dengan inspirasi dari berbagai makhluk nyata maupun fiksi, termasuk karakter-karakter imajinatif dari film Hayao Miyazaki, video game legendaris Shadow of the Colossus, serta biota laut dalam dari dunia nyata.
Dari sisi efek visual, Olivier Dumont (Doctor Strange in the Multiverse of Madness) menghadirkan visual menakjubkan dengan bantuan studio legendaris seperti W?t? Workshop, Framestore, dan ILM. "Kami ingin penonton benar-benar merasakan emosi Dek," jelas Dumont. "Wajahnya harus menggambarkan emosi, amarah, dan rasa sakit, yang harus bisa terlihat di balik rahang dan taringnya," tambahnya.
Dengan menghadirkan sudut pandang baru dari seorang Predator, Trachtenberg berharap penonton dapat membangun koneksi emosional dengan para karakter dalam film ini. "Harapan saya untuk film ini sama seperti setiap film yang saya buat, agar penonton dapat terhubung dengan karakter-karakter di dalamnya. Namun, harapan itu terasa lebih bermakna kali ini, karena film ini berpusat pada karakter-karakter yang tidak pernah kita sangka bisa kita cintai," jelas Trachtenberg.
Diproduseri John Davis, Dan Trachtenberg, Marc Toberoff, Ben Rosenblatt, dan Brent O’Connor, film "Predator: Badlands" tayang eksklusif di bioskop mulai hari ini, juga hadir dalam berbagai format premium seperti IMAX, 4DX, dan ScreenX di seluruh bioskop indonesia.








