Loading your location

Review Avatar: Fire and Ash: Film Ini Jadi Bukti kalau Bioskop merupakan Medium Terbaik untuk Menonton Film

By Ekowi18 Desember 2025

Avatar yang dirilis pada tahun 2009 silam berhasil menghebohkan dunia perfilman karena menampilkan kualitas visual yang terdepan pada masanya. Tak heran film tersebut berhasil menjadi film terlaris sepanjang masa dengan pendapatan sebanyak 2,93 miliar dolar (sekitar Rp45,8 triliun). Tiga belas tahun setelah perilisan Avatar, sutradara James Cameron akhirnya merilis sekuelnya yang diberi judul Avatar: The Way of Water yang juga menghasilkan pundi-pundi tak kalah larisnya, 2,34 miliar dolar.

Kini, sambutlah Avatar: Fire and Ash yang akan menandai fase baru dalam perjalanan hidup karakter Jake Sully dan keluarganya. Pada babak ini, konflik utama melibatkan suku Mangkwan yang bersekutu dengan Miles Quaritch, sehingga menjadikan mereka kelompok Na’vi pertama yang diposisikan sebagai pihak antagonis dalam semesta Avatar.

Dikisahkan, Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldana) masih berduka dengan amat sangat atas kematian putra mereka, Neteyam. Begitupun dengan anak mereka, Lo'ak (Britain Dalton) yang masih merasa bersalah dengan kejadian ini. Singkat cerita, Jake Sully dan Neytiri juga harus menghadapi ancaman baru di Pandora. Mereka kini berhadapan dengan Suku Ash yang dipimpin Varang dan dikenal sangat agresif.

Suku Ash sendiri digambarkan sebagai kelompok Na’vi keras dengan ambisi kekuasaan yang kuat. Konflik dengan suku ini memaksa keluarga Sully bertarung demi keselamatan Pandora. Pertarungan baru ini juga akan mendorong keluarga Sully mencapai batas fisik dan emosional mereka. Hubungan keluarga dan tekad bertahan hidup menjadi inti perjalanan di film ketiga ini.

Sutradara James Cameron tampaknya sadar betul bahwa dia punya tugas berat untuk bisa membuat Avatar: Fire and Ash sama mendobraknya dengan film pertama dan keduanya. Jika sobat nonton berpikir bahwa kualitas CGI dua film Avatar sebelumnya sudah level “dewa”, maka bersiaplah untuk dibuat semakin terpukau dengan visual film ini. Karena James Cameron sekali lagi berhasil mendobrak kualitas visual industri perfilman dunia.

Film pertama Avatar fokus memperlihatkan kehidupan Na’vi berikut keindahan hutan Pandoranya, dan Avatar: The Way of Water memanjakan mata sobat nonton dengan kehidupan pantai dan pemandangan bawah laut, maka Avatar: Fire and Ash adalah gabungan dari keduanya. Hal tersebut ditunjang oleh penggunaan frame rate yang lebih tinggi, sehingga pergerakan tiap karakter atau benda yang ada di setiap adegan menjadi terlihat lebih halus dan realistis.

Di samping urusan teknis, akting para pemeran di film ini lagi-lagi juga menyatu dengan aspek-aspek yang menonjol lainnya. Sam Worthington kembali memberikan penampilan terbaiknya meski harus memikul tanggung jawab besar sebagai poros cerita film ini. Namun, di atas itu semua, Zoe Saldana sebagai Neytiri masih kokoh menjadi karakter favorit penulis sejak film pertamanya. Karena karakter Neytiri dalam film ini mengalami perkembangan signifikan dibandingkan film pertama dan kedua.

Pada akhirnya, di tengah layanan streaming yang semakin gencar merilis film dan serial, Avatar: Fire and Ash menjadi pembuktian bahwa bioskop masih menjadi medium terbaik untuk dapat menikmati sebuah film. Film ketiga dari saga Avatar ini juga layak menerima berbagai penghargaan film bergengsi, setidaknya untuk kategori yang berhubungan dengan aspek teknis dan visual.

Potensi serupa juga berlaku bagi James Cameron, yang rasa-rasanya akan kembali bertengger di nominasi sutradara terbaik pada berbagai ajang bersama sineas kawakan lainnya. Ya, James Cameron memang amat berjasa dalam menjadikan Avatar: Fire and Ash sebagai sebuah representasi yang tepat dari seberapa layaknya sebuah karya Hollywood hadir sebagai film penutup tahun 2025 ini.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Timur
Agak Laen
Wicked: For Good
Mertua Ngeri Kali

COMING SOON

Para Perasuk
Scream 7
War of the Worlds
Air Bud Returns