Loading your location

Review How to Train Your Dragon: Menghibur dan Mengagumkan!

By Ekowi15 Juni 2025

Di pulau Berk yang terjal, tempat bangsa Viking dan naga telah menjadi musuh bebuyutan selama beberapa generasi, Hiccup berdiri terpisah. Putra Kepala Stoick the Vast yang inventif namun terabaikan, Hiccup menentang tradisi selama berabad-abad ketika ia berteman dengan Toothless, seekor naga Night Fury yang ditakuti. Ikatan mereka yang tidak biasa mengungkapkan sifat sejati naga, menantang fondasi masyarakat Viking.

Dengan Astrid yang ganas dan ambisius dan pandai besi desa yang unik Gobber di sisinya, Hiccup menghadapi dunia yang terkoyak oleh rasa takut dan kesalahpahaman. Saat ancaman kuno muncul, membahayakan Viking dan naga, persahabatan Hiccup dengan Toothless menjadi kunci untuk menempa masa depan baru. Bersama-sama, mereka harus menavigasi jalan yang rumit menuju perdamaian, melampaui batas dunia mereka dan mendefinisikan ulang apa artinya menjadi pahlawan dan pemimpin.

Itulah kisah yang tersaji dalam versi live-action film animasi legendaris How to Train Your Dragon. Menurut penulis, meski tampil kurang maksimal di awal bagian pertama, film ini mampu secara perlahan mengumpulkan tenaganya dan melaju dengan pasti untuk menarik perhatian setiap penontonnya.

Berbeda dengan produksi-produksi DreamWorks lain yang acapkali terasa sebagai sebuah film komedi penghibur yang diselimuti dengan kisah drama, How to Train Your Dragon tampil meyakinkan sebagai sebuah kisah drama yang diselingi dengan banyak adegan penghibur. Beruntung, unsur tersebut terbilang amat berhasil dalam meningkatkan kualitasnya.

Skenario yang bagus itu juga diimbangi dengan kesuksesan film ini dalam memberikan tata visual yang mengagumkan. Dean DeBlois bersama sang sinematografer Bill Pope, berhasil menampilkan beragam adegan di film ini menjadi sangat terasa dipenuhi oleh berbagai ketegangan dan keseruan tersendiri yang akan mampu mengundang decak kagum dari para penontonnya. Ditambah lagi dengan arahan musik latar yang disusun oleh John Powell juga memberikan kontribusi yang tidak dapat disangkal mampu menambah ketegangan dan ritme yang telah diwujudkan oleh kedua nama tadi.

Kalau boleh jujur, menurut penulis, amat jarang untuk dapat merasakan kepuasan usai menyaksikan produksi-produksi DreamWorks belakangan ini. Masih ada saja elemen yang terasa berlebihan atau terasa kurang di film-film mereka. Tapi, lain halnya dengan How to Train Your Dragon versi live action ini. Film ini mampu secara sempurna memadukan jalan cerita yang menarik dan diisi karakter-karakter loveable yang mampu begitu menghidupkan film ini secara keseluruhan.

Layaknya seekor naga, How to Train Your Dragon berhasil membawa penontonnya terbang bermain-main dan beraktraksi di angkasa luas, kemudian mendarat dengan pendaratan sempurna. Tentu atraksi ini tak akan berjalan sempurna tanpa bantuan dari sang pengendara naga bernama Dean DeBlois.

Dan yang pasti, How to Train Your Dragon merupakan sebuah tontonan yang dapat menyentuh segala aspek, dari mulai komedi, petualangan, keseruan, romansa, drama, bahkan hingga sisi emosional. Apalagi bagi sobat nonton yang ingin bernostalgia dengan film animasinya yang dirilis lima belas tahun silam, maka film ini tentu saja merupakan pilihan tontonan yang tepat.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

GJLS: IBUKU IBU IBU
Bring Her Back
HI-FIVE
Dan Da Dan: Evil Eye

COMING SOON

Wicked: For Good
The Conjuring: Last Rites
The Home
Babygirl