Loading your location

Review Jalan Pulang: Luna Maya Tampil Penuh Totalitas

By Ekowi23 Juni 2025

Mungkin di antara sobat nonton pernah mendengar nama Jeropoint. Ya, Jeropoint memang telah dikenal sebelumnya melalui tulisan horornya yang viral di media sosial Twitter. Kini, ia dipercaya untuk menggarap film debutnya yang juga bergenre horor berjudul Jalan Pulang.

Film Jalan Pulang juga menjadi salah satu proyek horor paling ambisius tahun ini, karena turut dibintangi oleh tiga aktris ternama Indonesia yang memiliki reputasi kuat di genre horor, yaitu Luna Maya, Shareefa Daanish, dan Taskya Namya.

Cerita dalam film Jalan Pulang akan berpusat pada Lastini (Luna Maya), seorang ibu yang dihantui kematian aneh suaminya dan harus menghadapi kenyataan bahwa putrinya, Arum (Saskia Chadwick), mengalami gangguan aneh. 

Keyakinan Lastini lalu membawanya pada kesimpulan bahwa Arum tak hanya sakit, tapi juga dikuasai oleh entitas jahat yang mengancam jiwanya. Dengan waktu yang terbatas, sebelum ulang tahun Arum di tahun kabisat yang dipercaya sebagai batas hidupnya, Lastini lantas melakukan perjalanan melintasi Pulau Jawa bersama dua anaknya yang lain, Lia (Taskya Namya) dan Rama (Raffan Al Aryan), untuk mencari para dukun dan orang pintar yang dipercaya mampu menyelamatkan Arum.

Perjalanan yang mereka lalui tentu saja tidak mudah. Selain mendapat gangguan dari makhluk gaib, mereka juga dibuntuti rasa takut dan putus asa. Namun, sebagai keluarga mereka tetap saling mendukung dan menguatkan demi kesembuhan Arum. Lantas, apakah Lastini berhasil menemukan obat untuk kesembuhan Arum?

Menurut penulis, film ini rupanya tidak mencoba untuk mengikuti pola naratif yang konvensional, di mana sobat nonton akan dipaksa untuk menebak-nebak kelokan narasi yang ada di depan mata. Akting para pemainnya pun menjadi nilai tambah yang cukup mencolok dalam film ini. Luna Maya menunjukkan totalitas luar biasa sebagai Lastini, sementara Saskia Chadwick dan Shareefa Daanish tampil sangat baik dengan perannya masing-masing. Teuku Rifnu Wikana dan Raffan Al Aryan juga memberikan kontribusi besar, sehingga mampu memperkaya dinamika film dengan aktingnya yang kuat.

Dari sisi visual, Jalan Pulang juga menawarkan pengalaman sinematik yang unik. Pengambilan gambar dengan pencahayaan yang redup, mampu menciptakan suasana horor yang tegang dan mencekam. Meskipun beberapa adegan kadang terasa sedikit membingungkan secara visual, namun treatment tata cahaya serta framing gambar tetap sanggup memberikan kesan artistik yang mendalam. Sound design juga patut mendapat apresiasi, karena dengan efek suaranya yang rapi sehingga mampu mampu meningkatkan atmosfer horor secara maksimal.

Akan tetapi, seperti halnya penyakit di banyak film horor Indonesia lainnya, Jalan Pulang juga menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara ketegangan dan logika dalam bercerita. Alur yang berfokus pada perjalanan spiritual terkadang bisa terasa berbelit, dengan beberapa adegan yang hanya mengandalkan jumpscare sehingga terasa kurang mendalam secara naratif.

Overall, Jalan Pulang ini sebenarnya berpotensi untuk menjadi film yang bagus, andai saja eksekusinya bisa lebih dimaksimalkan. Walau begitu, Jalan Pulang masih akan sanggup mencuri perhatian sobat nonton karena production design-nya yang benar-benar dibuat dengan niat. Ditambah lagi ritual-ritual klenik yang ditampilkan di sini cukup unik karena belum pernah kita lihat di film-film horor lokal lainnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Jumbo
HI-FIVE
LOCKED
The Phoenician Scheme

COMING SOON

The Conjuring: Last Rites
Istri Paruh Waktu
PLAVE FAN CONCERT 'HELLO, ASTERUM!' ENCORE
Kampung Siluman Pulo Majeti