Loading your location

Review Relay: Film Action-Thriller dengan Karakter-karakter yang Kuat

By Ekowi27 Agustus 2025

Pada tahun 2016 silam, sineas Skotlandia bernama David Mackenzie menggebrak lewat sebuah film yang menyinggung tema western modern berjudul Hell or High Water. Kini, ia coba kembali dengan karya terbarunya berjudul Relay yang dibintangi oleh aktor peraih Oscar Riz Ahmed dan Lily James. Film Relay akan membawa sobat nonton menyusuri dunia kelam di balik layar sebuah bisnis besar beserta rahasia yang mematikan.

Relay sendiri berkisah tentang Tom (Riz Ahmed), seorang broker atau perantara yang bertransaksi dengan klien-kliennya menggunakan alat komunikasi untuk tuna rungu melalui operator relai. Suatu ketika, seorang whistle-blower bernama Sarah (Lily James) meminta perlindungan kepada Tom karna memiliki data sebuah perusahaan besar yang korup.

Akan tetapi, saat perasaan keduanya terlibat semakin jauh, hal tersebut lantas membawa Tom pada masalah yang lebih besar, yang tidak hanya membahayakan Sarah sebagai kliennya, namun juga mengancam nyawa Tom sendiri karena identitas mereka otomatis menjadi terbongkar.

Well, sama seperti karya sang sutradara sebelumnya, di film ini, talian “si jahat” dan “si baik” pun kembali disinggungkan. Kita sebagai penonton mungkin saja akan dihadapkan pada realitas di mana muncul banyak tindakan konyol nan ironis atas keputusan gegabah yang dilakukan oleh para karakter-karakternya. Namun, seiring berjalannya durasi, batasan jahat-baik itu kabur dengan sendirinya, dan yang tersisa hanyalah zona abu-abu.

Narasi film ini rupanya tidak berupaya untuk mengambil area penceritaan yang luas, justru sangatlah sempit. Namun, seluruh karakter bergantian dimunculkan secara dinamis tanpa terkesan tiba-tiba. Motivasinya jelas dan tujuannya tidaklah muluk-muluk. Tokoh-tokoh sepolos di film ini juga sungguh langka. Saking polosnya, justru hal ini terasa lebih sulit untuk digarap dan diciptakan.

Film ini juga ibarat contoh kasus bagi sutradara-sutradara lain yang ingin menggarap genre serupa. Bahwa tidak perlulah terlalu memforsir performa dan sekuens hingga rasa intens-nya malah terkesan dipaksakan. Relay telah menunjukkannya secara apik dengan takaran yang pas tanpa sekalipun berlebihan.

Hal menarik lainnya dari film ini adalah ketika di awal nampak ada sekat yang jelas tentang siapa pelaku dan siapa korban, maka di penghujung durasi, hal tersebut seketika akan rontok seluruhnya. Bagi penulis, semua karakter di sini adalah korban, entah lewat mekanisme dan petaka yang bagaimana.

Pada akhirnya, Relay jelas bukanlah film yang bakal bisa memuaskan secara universal bagi semua orang. Sangat mungkin tetap ada yang tidak nyaman dengan kelambatan pengisahannya. Namun, kondisi tersebut tidak bisa mereduksi fakta bahwa ini adalah sebuah film yang mapan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

My Daughter Is A Zombie
PRINCESS MONONOKE
Weapons
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle

COMING SOON

Ngunduh Jiwo
Dopamin
Senyum Merah Putih
Misteri Cek Khodam