Loading your location

Review Sukma: Sajian Horor yang Mampu Tampil Beda

By Ekowi14 September 2025

Sukma menjadi salah satu film horor Indonesia terbaru yang cukup mencuri perhatian. Tidak hanya karena nama besar di baliknya, tapi juga keberanian film ini dalam mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan modern, yakni obsesi pada kecantikan, awet muda, hingga keinginan untuk melawan usia dan mencari keabadian.

Sukma berkisah tentang Arini (Luna Maya), seorang ibu muda, yang memulai kehidupan baru setelah bercerai dari Hendra (Fedi Nuril). Ia lalu menikah lagi dengan Pram (Oka Antara) dan membina rumah tangga untuk kali kedua.
Babak baru kehidupan rumah tangga tadi lantas ditandai ketika Arini dan Pram sepakat untuk pindah rumah.

Mereka memutuskan untuk tinggal di sebuah kota kecil demi memulai hidup baru. Namun, keadaan yang semula baik-baik saja ternyata berubah menjadi mimpi buruk. Perubahan ini mulai terjadi sejak mereka menemukan cermin kuno di ruangan rahasia rumah tersebut. Lantas, bagaimanakah nasib mereka di rumah baru tadi?

Dari segi teknis, Sukma ternyata digarap dengan cukup serius. Sinematografinya efektif dalam menciptakan nuansa kelam lewat permainan cahaya dan bayangan. Properti seperti rumah tua dan cermin antik juga turut memperkuat kesan mistis. CGI serta efek visual juga terlihat dikerjakan dengan amat niat, walau ada beberapa momen yang masih terlihat kurang halus. Musik latar pun digunakan dengan tepat, sehingga mampu menambah ketegangan tanpa terasa berlebihan, sementara departemen editing menjaga ritme, meski di pertengahan cerita sedikit melambat.

Di departemen akting, Christine Hakim tampil mengesankan dengan aura misterius sekaligus otoritatif, yang otomatis menjadi magnet utama di film ini. Luna Maya juga berhasil memberikan range emosi sebagai seorang istri sekaligus ibu yang rapuh namun tetap ingin terlihat kuat. Sementara Fedi Nuril dan Oka Antara memberi dukungan solid, meski porsinya tidak terlalu dominan.

Secara keseluruhan, jajaran ensemble cast tadi mampu tampil konsisten dan meyakinkan, sehingga membantu memperkuat drama yang menjadi fondasi cerita, meski masih ada beberapa karakter yang terasa kurang dieksplor lebih jauh, padahal menurut penulis hal tersebut bisa menjadi potensi yang luar biasa.

Pada akhirnya, Sukma merupakan sajian horor yang mampu tampil berbeda. Film ini tidak hanya mengandalkan jumpscare, tetapi juga menawarkan pengalaman emosional yang membicarakan tentang obsesi manusia. Dengan arahan Baim Wong yang serius serta naskah yang kaya makna dari Ratih Kumala, film ini berhasil tampil solid, reflektif, sekaligus relevan bagi penonton di masa kini. Meski belum sempurna, Sukma pantas diapresiasi sebagai sebuah horor lokal yang berani keluar dari pakemnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Smurfs 2025
Andai Ibu Tidak Menikah Dengan Ayah
Lilo & Stitch
A Minecraft Movie

COMING SOON

G-dragon in Cinema: Ubermensch
Pesugihan Sate Gagak
Strange World
Ghost In The Cell