Review The Phoenician Scheme: Suguhkan Penceritaan yang Komikal dan Visual nan Indah
The Phoenician Scheme merupakan karya teranyar dari sutradara unik bernama Wes Anderson. Sebelum tayang reguler, film ini rupanya telah terlebih dahulu ditayangkan di Festival Film Cannes beberapa waktu silam.
The Phoenician Scheme berkisah tentang salah satu orang terkaya di Eropa bernama Zsa-zsa Korda (Benicio del Toro). Lelaki yang juga seorang pengusaha internasional ini adalah sosok ayah dari sembilan putra dan satu putrinya, seorang biarawati bernama Liesl (Mia Threapleton).
Suatu ketika, dia menunjuk Liesl sebagai pewaris harta warisannya. Namun, ketika Korda memulai bisnis baru, mereka segera menjadi sasaran dari para pengusaha licik, teroris, dan juga pembunuh bayaran. Lantas, bagaimanakah nasib Korda dan Liesl selanjutnya?
Seperti halnya film-film yang pernah dibuat oleh Wes Anderson sebelumnya, The Phoenician Scheme juga diceritakan lewat nada penceritaan black comedy yang kental melalui perantaraan deretan dialog bernuansa quirky serta karakter-karakter yang dipenuhi dengan rasa sensitivitas yang tinggi.
Hal di atas tadi merupakan sebuah formula khas yang selalu diterapkan oleh sang sutradara, namun tetap saja hal tadi masih kembali terbukti dapat tetap memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton filmnya.
Bekerjasama dengan sinematografer Bruno Delbonnel, Wes Anderson berhasil menghadirkan gambar-gambar indah yang begitu mampu mengisi semangat serta sisi emosional yang dibutuhkan oleh jalan cerita The Phoenician Scheme.
Walaupun begitu, bagi sobat nonton yang telah akrab dengan gaya penceritaan sang sutradara, pastinya akan sangat hafal bahwa di balik keindahan tampilan visual yang dihadirkan, Wes Anderson justru ingin mengungkapkan berbagai kepedihan, kesendirian serta rasa duka yang dirasakan oleh karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita filmnya.
Film ini pun juga mendapatkan perlakuan yang sama dari Wes Anderson. Sobat nonton dapat merasakan bahwa deretan karakter di dalam film ini sedang mencari sebuah jalan keluar dari permasalahan yang selama ini telah terlalu lama mereka pendam lewat deretan dialog maupun tampilan visual megah namun begitu terkesan sunyi yang disediakan oleh sang sineas.
Walau berdurasi hanya sepanjang 1 jam 41 menit dan menghadirkan jalan cerita yang dipenuhi oleh beberapa karakter, namun film ini sama sekali tidak pernah terlihat kewalahan dalam memberikan porsi penceritaan yang proporsional bagi setiap karakternya.
Wes Anderson berhasil mengenalkan karakter-karakter minor lain serta berbagai konflik yang mereka hadapi sekaligus memberikan ruang yang cukup untuk menyelesaikan konflik tersebut. The Phoenician Scheme juga semakin terasa hidup berkat sokongan penampilan berkelas dari para jajaran pengisi departemen akting filmnya.
Singkat kata, The Phoenician Scheme jelas akan sangat mudah untuk disukai oleh mereka yang memang semenjak awal telah familiar dan senang dengan cara Wes Anderson mengeksplorasi kekelaman hidup melalui cara penceritaan yang komikal serta tampilan visual yang begitu indah. Pun begitu, mereka yang belum atau sama sekali tidak familiar dengan gaya penceritaan Wes Anderson, juga sepertinya akan mudah untuk jatuh hati dengan film ini.