Review Mencuri Raden Saleh: Film Heist Terbaik Indonesia Sejauh Ini
Industri film Indonesia boleh jadi belum pernah punya film bergenre heist thriller atau action yang memiliki batasan tipis sekali untuk bisa dibedakan. Comic 8 (2014) mungkin sudah memulainya, tapi balutan keseluruhannya tetap lebih dikenal sebagai layar lebar bergenre komedi.
Dalam banyak pengelompokkan sub genre-nya, The Professionals yang dirilis enam tahun silam pernah hadir dengan satu pola umum digenrenya, yakni mengandalkan ensemble casts dengan pembagian fungsional karakter-karakternya, seperti yang terlihat dalam Sneakers (1992), Ocean’s Eleven (2001) hingga Mission: Impossible. Ya, begitulah formulanya: tipu-menipu hingga ada suguhan cat and mouse thriller di dalamnya.
Kini, sineas Angga Dwimas Sasongko lewat rumah produksinya, Visinema Picutres, mencoba peruntungan dalam mengeksplor genre sejenis. Mengambil tajuk Mencuri Raden Saleh, film ini berkisah tentang aksi perampokan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dan pemudi. Mereka berencana untuk mencuri sebuah lukisan yang tak ternilai harganya di Istana Kepresidenan. Lukisan tersebut adalah karya Raden Saleh yang berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’.
Pencurian lukisan Raden Saleh tersebut digadang-gadang menjadi pencurian terbesar abad ini. Pencurian itu bermula dari keadaan para pemuda-pemudi yang terdesak dan sedang membutuhkan uang, hingga akhirnya membuat mereka nekad mencuri lukisan maestro Indonesia tersebut.
Piko (Iqbaal Ramadhan), seorang mahasiswa seni yang mencari uang dengan membuat lukisan palsu demi bisa membebaskan ayahnya dari penjara, tiba-tiba mendapat tawaran untuk mencuri lukisan karya Raden Saleh yang disimpan di istana kepresidenan. Karena sedang terdesak, Piko pun menerima tawaran tersebut dan membentuk tim untuk menjalankan aksinya. Tim Piko terdiri dari enam orang termasuk Piko sendiri, di mana sebagian besar anggota tim tersebut memang sedang membutuhkan uang.
Rencana mereka itu mengalami banyak kendala yang dapat mengambil hal-hal berharga dari hidup mereka. Seperti hubungan percintaan, persahabatan, hingga hubungan keluarga mereka. Saat melakukan pencurian besar yang penuh resiko tersebut, mereka tidak mengetahui tentang bahaya apa yang akan mengancam diri mereka.
Mencuri Raden Saleh harus diakui memang lihai mereplikasi setiap tahapan penceritaan heist movie yang menjadi inspirasinya. Dari mengumpulkan orang-orang yang memiliki niat serupa, hingga detil langkah proses pencurian, atau sebuah kejutan cerita pada beberapa sosok karakter yang ditampilkan sedari awal.
Sayangnya, dengan begitu familiarnya jalan cerita yang ditawarkan, film ini justru akhirnya terasa kehilangan sedikit daya tariknya. Berbagai intrik yang disajikan seolah telah terpampang nyata tanpa adanya usaha untuk melapisi atau merombaknya agar mendapatkan sebuah tampilan yang sedikit lebih segar. Padahal, kejutan kecerdasan cerita dalam proses pencurian yang dilakukan sang karakter utama jelas merupakan sebuah sajian yang paling menarik maupun ditunggu dalam sebuah heist movie.
Hal yang sama juga dapat dirasakan dari penggalian karakter yang disajikan di sepanjang film. Mencuri Raden Saleh sama sekali tidak terlihat berusaha untuk memberikan pengisahan yang mendalam bagi setiap karakter selain dari fungsi karakter tersebut di dalam jalan cerita, yakni mencuri karena terdesak masalah keuangan!
Film ini memang sempat berusaha mengisahkan bagian kehidupan pribadi dari beberapa karakternya. Namun, sekali lagi, hal tersebut hanya sebagai tempelan belaka. Sama sekali tidak tergali dengan baik, alias klise. Tapi beruntungnya, film ini dinaungi oleh kualitas desain produksi yang di atas rata-rata. Beberapa adegan aksi berhasil disajikan secara matang.
Dari jajaran departemen akting, Mencuri Raden Saleh harus diakui mampu menghadirkan jajaran pemeran dengan penampilan fisik yang dapat memanjakan mata penontonnya. Namun sayangnya, penampilan fisik serta akting yang masih cukup baik tersebut harus tenggelam oleh pendalaman karakter yang begitu terbatas.
Pada akhirnya, tentu sangat menyenangkan untuk melihat sesosok pembuat film berusaha untuk menyajikan sebuah karya yang inovatif dan masih belum banyak dieksplorasi oleh banyak rekan pembuat filmnya. Namun, ketika seorang pembuat film telah berkomitmen untuk membuat sebuah film dengan tema penceritaan yang spesifik, jelas film tersebut haruslah dapat dieksekusi dengan baik. Dan kali ini, bolehlah kita beri apresiasi setinggi-tingginya untuk Angga Dwimas Sasongko atas keberaniannya memberi harapan baru atas genre heist di Indonesia.