Review Tumbal Kanjeng Iblis: Adegan Pamungkasnya Mengejutkan!
Akhir-akhir ini cukup banyak film horor Indonesia yang mengangkat tema pemujaan terhadap setan/iblis, setelah 4-5 tahun lalu kita diramaikan oleh beberapa judul film seperti Pengabdi Setan, Sebelum Iblis Menjemput, kemudian lagi untuk film Barat/Hollywood seperti Hereditary, dan film remake Suspiria. Judul-judul tersebut tentu bisa menjadi sampelnya.
Ada pula film berjudul Sekte karya William Chandra yang juga turut mengambil tema ini dengan memasukkan berbagai komentar sosial di dalamnya seperti sindiran-sindiran terhadap para penganut agama yang terlalu fanatik atau radikal, sindiran terhadap penganut agama mayoritas/agama yang diakui yang sedikit-sedikit berteriak sesat kepada agama-agama/kepercayaan-kepercayaan yang sedikit berbeda dengan ajarannya.
Kemudian, film-film bertema okultisme juga kerap memberikan komentar sosial mengenai orang-orang yang tersingkirkan atau terkucilkan karena dianggap berbeda hanya karena orientasi seksual, penggunaan obat terlarang, penyakit, dan lain sebagainya. Ada lagi komentar terhadap manusia yang sebenarnya juga “menyembah” kekuasaan, kekayaan dan ketenaran, sehingga apa yang dilakukan oleh para pengikut sesat ini, tidak berbeda dengan kebanyakan orang lain di luar sana.
Kini, sambutlah Tumbal Kanjeng Iblis yang memiliki garis pengisahan serupa. Tumbal Kanjeng Iblis berfokus pada seorang gadis muda bernama Tia (Sheryl Sheinafia) yang kehilangan seorang kakak. Kakaknya dahulu pernah kuliah di luar kota, tetapi sudah dua tahun menghilang tanpa kabar. Belakangan, Tia terus mendapat bisikan aneh yang menyuruhnya untuk mencari sang kakak. Bila tidak, ayahnya yang bernama Yusuf (Teuku Rifnu Wikana) akan meninggal.
Berbekal selembar foto, penelusuran Tia membawanya pada sebuah kos-kosan penuh misteri di dekat kampus kakaknya. Disambut pasangan suami istri pemilik kos, Rosa (Putri Ayudya) dan Jefri (Miller Khan), Tia curiga ada yang tidak beres di balik keramahan Rosa yang berlebihan.
Belum lagi kehadiran sosok pemuda misterius bernama Nathan (Omar Daniel) yang terus memperingatkan untuk segera meninggalkan kos-kosan tersebut. Di dalam kos-kosan, peristiwa ganjil terjadi secara beruntun. Semakin dalam Tia mencari kakaknya, semakin besar teror yang dihadapinya. Di balik semua itu, ternyata ada kutukan dan sekte aliran sesat yang mengincar nyawa Tia.
Serupa perkumpulan okultisme yang diangkat kisahnya, Tumbal Kanjeng Iblis pun melakukan pengorbanan guna mencapai tujuan. Bukan manusia yang dikorbankan, melainkan pentingnya penceritaan demi sebuah klimaks di penghujung filmnya. Masalahnya tidak berhenti di situ. Tumbal Kanjeng Iblis adalah film menjanjikan yang berisi beberapa momen memikat, namun sayangnya juga memiliki setumpuk problematika.
Sejatinya, Tumbal Kanjeng Iblis memang memiliki berbagai adegan yang cukup efektif dalam hal menakut-nakuti, khususnya di bagian awal film. Begitu juga sinematografi dengan tone warna merah yang mampu membangun sebuah suasana horor yang menakutkan.
Namun sayangnya, setelah memasuki pertengahan hingga menjelang akhir, film berjalan repetitif, tidak koheren, perilaku karakter-karakternya tidak konsisten hingga latar musik yang terlalu memekakkan telinga sehingga menjadi sangat membosankan. Untungnya film ditutup dengan klimaks yang mengejutkan, dirangkai dengan cukup baik dan cukup pintar.
Penulis mengakui kecerdikan klimaks di film ini. Mengejutkan tanpa harus menipu, sekaligus berjasa melahirkan konklusi yang seketika melambungkan tensi. Sayangnya, untuk mencapai ke titik itu, penonton dipaksa melalui lebih dari satu jam penceritaan yang cukup bergelombang.
Padahal hal di atas tadi bukan satu-satunya cara, mengingat Tumbal Kanjeng Iblis menyimpan sederet elemen potensial, khususnya dalam usahanya menyentil isu sosial. Akan tetapi, semua itu hanya berujung sebagai aksesoris semata karena nihil kedalaman.
Deretan pemainnya pun tidak memberikan akting yang cukup baik, atau dapat dikatakan masih canggung dalam berakting. Ditambah lagi dialog-dialog yang kaku dan beberapa dialog yang tidak masuk akal di awal-awal film.
Walau demikian, jika sobat nonton mengharapkan pendekatan berbeda di tengah keseragaman elemen supernatural di film-film horor negeri ini, Tumbal Kanjeng Iblis masih pantas untuk diberi kesempatan. Jangan lupa cek jadwal tayangnya di sini ya! Selamat menonton.