Loading your location

Review Jin & Jun: Sajikan Rentetan Guyonan yang Natural

By Ekowi21 April 2023

Apakah sobat nonton masih ingat dengan sinetron legendaris berjudul Jin dan Jun? Ya, Jin dan Jun pertama kali mengudara pada 16 Mei 1996 dan dibintangi oleh Sahrul Gunawan, M Amien, Mira Asmara, dan Misye Arsita. Sinetron tersebut mengisahkan tentang Junaedi alias Jun yang menemukan botol labu kaca di sebuah pantai. Ketika Jun membuka botol itu, muncul sosok Jin dengan pakaian ala Timur Tengah.

Kini, Anggy Umbara coba meremake sinetron tersebut menjadi sebuah film layar lebar. Dalam film Jin dan Jun versi remake ini, karakter Junaidi alias Jun akan diperankan oleh Rey Bong. Sementara Dwi Sasono akan memerankan tokoh Om Jin. Berbeda dari aslinya, Jin dalam versi remake ini akan tampil ala band rock Kiss dengan make up gotik.

Kisah Jin dan Jun versi baru ini dibuka dengan karakter Jun (Rey Bong) yang menjadi korban perundungan oleh teman-temannya di SMA. Ia kerap dibawa ke sebuah ruangan usang untuk dipukul dan dikeroyok. Suatu hari, kejadian itu kembali berulang di sebuah rumah kosong tak berpenghuni, hingga membuat Jun terkapar tak berdaya. Ia kemudian berjalan mencari jalan keluar dari bangunan tak terurus itu, tetapi justru jatuh terjerembab.

Jun yang berada di ruangan bawah tanah lalu menemukan sebuah kendi tanah liat. Rasa penasaran mendorong Jun untuk membuka tutup kendi itu. Ia pun langsung terkejut ketika kendi tersebut mengeluarkan asap. Jun semakin kaget hingga ketakutan saat sesosok makhluk mistis muncul dari dalam kendi.

Makhluk tersebut ternyata adalah sesosok Jin (Dwi Sasono) yang selama ini terkurung di dalam kendi. Ia juga mengungkapkan bahwa Jun sekarang menjadi tuannya karena sudah membebaskan Jin dari kurungan kendi. Jin juga siap mengabulkan semua keinginan dan impian Jun sebagai sebuah balas budi.

Sejujurnya, ada kalanya penulis cukup bisa menikmati film ini. Saat Anggy Umbara beserta Rayhan Dharmawan yang bertanggung jawab dalam penulisan skrip bermain-main dengan humor membumi, pada saat itulah derai tawa bisa meluncur dari mulut. Dalam catatan penulis, beberapa guyonan yang mampu mengenai target secara tepat bersumber dari celetukan Jin beserta dengan teman-teman Jun. Rentetan momen ini terasa lucu, lantaran mencerminkan keseharian masyarakat kita apa adanya tanpa dibuat-dibuat.

Untuk sesaat, kita bisa mengira bahwa pendekatan semacam inilah yang memang selalu diaplikasikan oleh Anggy Umbara dalam setiap film-filmnya, khususnya dalam film bergenre komedi. Jin dan Jun boleh dibilang masih tak bisa melepaskan diri dari ciri khas sang sutradara yang melibatkan kata bombastis yang untuk sekali ini terasa salah tempat. Memasuki babak kedua yang semakin menjauh dari semangat merakyat yang diperkenalkan di belasan menit awal, kelucuan beserta daya cengkramnya perlahan mulai mengendur.

Penulis akhirnya benar-benar kesulitan untuk mengikuti film ini terhitung sejak munculnya Cornelio Sunny sebagai karakter jin antagonis. Level absurditasnya semakin tak terkontrol dan Jin dan Jun secara resmi telah keluar dari jalurnya begitu menapaki klimaks yang seolah berasal dari film yang berbeda.

Pada akhirnya, penulis pun mendeteksi adanya kekecewaan besar yang menggelayuti diri saat melihat momen puncak dari film, karena potensi Jin dan Jun sudah disia-siakan begitu saja. Padahal pemain ansambelnya telah menunjukkan performa maksimal, dan materi penceritaannya memungkinkan untuk dikembangkan sebagai komedi satir yang menggelitik. Seandainya saja film ini tetap setia berada di jalur seperti yang dilewatinya pada babak pertama, bukan tidak mungkin Jin dan Jun akan tersaji lebih memikat.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Fast Charlie
Dune: Part Two
TOTTO-CHAN: THE LITTLE GIRL AT THE WINDOW
Agak Laen

COMING SOON

If
Desa Mati: The Movie
THE JOURNEY: ANGKLUNG GOES TO EUROPE
Pee Nak 4