Loading your location

Review The Exorcist: Believer: Mampu Tetap Mencekam Tanpa Sajian Parade Jumpscare

By Ekowi04 Oktober 2023

Apa film horor terbaik sepanjang masa? Jawabannya mungkin akan beragam. Para penonton masa kini mungkin banyak yang menyebut karya-karya James Wan macam Insidious atau The Conjuring. Para pecinta shasher mungkin akan memuja The Texas Chainsaw Massacre, A Nightmare on Elm Street hingga Halloween.

Pemuja Sam Raimi pastinya akan mengagungkan trilogi Evil Dead karyanya. Akan muncul jawaban yang sangat beragam, tapi The Exorcist mungkin akan menjadi yang paling banyak disebut dan menjadi sebuah karya klasik yang selalu dikenang.

Film yang diangkat dari novel berjudul sama karangan William Peter Blatty ini berhasil meraup keuntungan finansial yang luar biasa dengan pendapatan di atas $440 juta dengan bujet yang hanya $10 juta, di mana hasil tersebut menempatkan The Exorcist sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa.

Dalam ajang Oscar saat itu pun film ini berhasil meraih 10 nominasi dan menjadi film horor pertama yang sanggup mendapatkan nominasi Best Picture. Kontroversi pun mengiringi film ini karena dianggap banyak mengumbar visual yang disturbing dan hal lain yang dianggap "menodai" agama. Tapi apakah The Exorcist masih menjadi sebuah sajian yang sebegitu hebatnya jika ditonton saat ini?

Sineas David Gordon Green yang tempo hari sukses kala melakukan reboot untuk film legendaris Halloween pun diserahi tugas untuk melanjutkan film The Exorcist dalam sebuah sekuelnya yang berjudul The Exorcist: Believer. Filmnya kali ini akan menceritakan tentang seorang ayah tunggal, Victor Fielding (Leslie Odom Jr.) yang kehilangan anaknya, Angela (Lidya Jewett) di hutan. Setelah pencarian selama tiga hari, Angela bersama temannya, Katherine (Olivia O’Neill) yang juga hilang berhasil ditemukan. 

Tapi, keduanya mengaku tidak ingat apa yang sudah terjadi. Keanehan mulai muncul tatkala mereka menunjukkan perilaku yang tak biasa dan menyeramkan. Mulai dari masuk ke gereja dengan pakaian berlumuran darah, kejang-kejang, hingga berteriak penuh amarah.

Victor bersama orang tua Katherine berusaha menemukan apa yang sebenarnya terjadi dengan anak mereka. Hingga suatu hari datang seorang wanita bernama Chris MacNeil (Ellen Burstyn) yang juga pernah memiliki pengalaman yang sama.

Mereka pun akhirnya diberitahu jika Angela dan Katherine dirasuki iblis bernama Pazuzu. Dengan kecemasan yang besar, Victor bersama dengan Chris mulai mencari apa yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan iblis dari tubuh Angela dan Katherine. Tapi, berhasilkah mereka?

The Exorcist: Believer dimulai dengan tempo yang lambat. Kita secara perlahan akan diperkenalkan kepada masing-masing karakternya. Sobat nonton juga akan dibuat cukup penasaran di bagian awal tersebut yang begitu samar-samar dalam menampilkan kesan mistisnya.

Tapi, bagi penulis, babak awal yang berfokus pada pengenalan karakter tadi sangatlah esensial. Kita tidak akan merasakan shock yang sama saat para karakter cilik ini mulai dikontrol oleh iblis dan melakukan tindakan-tindakan ekstrim jika kita tidak banyak diperlihatkan bagaimana sosoknya yang polos dan ceria pada awal film.

Tidak perlu adegan jumpscare untuk membuat The Exorcist: Believer terasa mencekam. Beberapa penampakan wajah iblis yang mungkin terlihat konyol saat ini bisa memberikan kesan mengerikan seperti sebuah mimpi buruk yang mendadak muncul. Bahkan hingga momen saat Angela dan Katherine sudah benar-benar diambil alih oleh iblis Pazuzu, film ini tidak mencoba mengaget-ngageti penonton lewat momen jumpscare tadi.

Seperti film pendahulunya, David Gordon Green lebih memilih bermain-main di ranah psikologis penonton lewat berbagai sumpah serapah yang terlontar dari mulut sang iblis mulai dari yang sifatnya "hanya" kata-kata kotor sampai yang menghina Tuhan dan agama. Kita pun diajak melihat bagaimana mengerikannya iblis bukanlah pada wajahnya yang menyeramkan atau tindakannya yang berbahaya, tapi lebih kepada caranya untuk mempengaruhi umat manusia agar kehilangan iman lewat tipu daya yang ia miliki.

The Exorcist: Believer memang punya keunggulan yang jarang dimiliki film horor pada umumnya, yakni naskah yang tergarap dengan begitu baik. Naskahnya bermain-main pada area psikologis yang dipadukan dengan religiusitas. Bagaimana saat psikis seseorang mulai terluka, ia pun mulai "menghancurkan" dirinya. Tapi pada akhirnya, iman yang kuat (apapun kepercayaan yang dianut) akan membawa seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.

Pada akhirnya, film ini memang menghadirkan konflik pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan yang sudah ratusan kali diangkat dalam film horor termasuk yang bertemakan iblis. Namun, klimaks filmnya akan membuat kita semua merenungi sesuatu. Kekuatan manusia yang berada pada pihak Tuhan memang akan lebih kuat saat melawan gangguan dari setan, namun ternyata dibutuhkan lebih dari itu. Dibutuhkan iman dan kepercayaan yang benar-benar kuat untuk melakukan hal tersebut.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Civil War
The Roundup: Punishment
Cash Out
The Architecture of Love (TAOL)

COMING SOON

Kraven the Hunter
KAMEN RIDER 555: PARADISE REGAINED
Snow White
A Cat's Life