Review The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes: Lebih Kelam dan Penuh Drama Politik
Sobat nonton masih ingat dengan aksi Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dalam waralaba The Hunger Games? Ya, franchise besar itu kembali berlanjut dalam sebuah prekuel berjudul The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes. Angsuran kelima ini secara khusus mengangkat kisah awal dari karakter antagonis Coriolanus Snow (Tom Blyth), bertahun-tahun sebelum ia menjadi Presiden Panem yang kejam.
Dia tampan dan menawan, dan meskipun keluarga Snow telah jatuh pada masa-masa sulit, Coriolanus melihat peluang untuk mengubah nasibnya ketika dia dipilih untuk menjadi mentor untuk Hunger Games ke-10, namun kegembiraannya sirna ketika dia ditugaskan untuk menjadi mentor bagi seorang gadis bernama Lucy Gray Baird dari Distrik 12 yang miskin.
Menurut penulis, meski lebih banyak didominasi oleh drama-politik dan tone yang semakin kelam, namun film ini terbilang cukup menarik alias tampil beda dari angsuran-angsuran sebelumnya. Temponya pun terbilang lambat, tetapi itu bisa dimaklumi karena itu memang diperlukan agar berkorelasi dengan adegan pamungkasnya, dalam arti tidak dragging atau bahkan melompat-lompat.
Dan menariknya, meski The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakeshanya memiliki beberapa rangkaian adegan aksi, sang sutradara Francis Lawrence mampu mengemasnya menjadi sajian yang tidak hanya seru, tetapi juga menegangkan. Setiap adegannya juga melibatkan kematian karakter yang dijamin bakal membuat sobat nonton merasa emosional karena seakan ikut merasakan mirisnya kejadian tersebut.
Sayangnya, suguhan aksi yang seru itu tidak bisa diulangi kembali oleh sang sutradara di bagian akhirnya. Menurut penulis, menjelang berakhirnya film, The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes justru sedikit melempem di bagian pamungkasnya. Padahal, unsur action yang intens sangat melekat dengan angsuran-angsuran The Hunger Games sebelumnya.
Unsur romansa film ini juga mendapat porsi lebih besar di banding seri-seri sebelumnya, bahkan cenderung mendominasi. Tapi, apakah kisah cinta Coriolanus dan Lucy bisa mengalahkan hubungan asmara antara Katniss Everdeen dengan Peeta Mellark atau Gale Hawthorne? Silakan sobat nonton nilai sendiri.
Overall, The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes pada dasarnya merupakan film adaptasi novel yang masih terbilang baik, setidaknya untuk para penggemar buku maupun filmnya. Masih jauh dari sempurna, namun menurut penulis sangat berpotensi untuk terus berlanjut ke angsuran-angsuran berikutnya.