Loading your location

Review The Three Musketeers: D'Artagnan: Suguhan yang Menghibur dan Menyenangkan

By Ekowi28 November 2023

The Three Musketeers bisa disebut sebagai salah satu dari sekian banyak roman petualangan yang berhasil 'survive' dari abad ke-19 dan masih memiliki tempat dalam ruang-ruang baca sastra di seluruh dunia sampai saat ini. Novel The Three Musketeers aslinya ditulis dalam bahasa Perancis oleh penulis Perancis bernama Alexandre Dumas dengan judul asli Les Trois Mousquetaires.

Kini, sineas Perancis bernama Martin Bourboulon siap untuk kembali mengangkat kisah legendaris tadi ke dalam sebuah film berjudul The Three Musketeers: D’Artagnan. Seperti judulnya, film ini akan berfokus pada katakter Charles D’Artagnan (François Civil) yang digambarkan sebagai seorang pemuda tengil dan menyebalkan dari Gascony.

Singkat cerita, nyawa D’Artagnan hampir saja melayang saat hendak menyelamatkan seorang perempuan yang akan diculik. Tak terima, ia pun memburu sang pembunuh sampai ke Paris. Di sisi lain, ia juga berencana menjadi anggota pengawal istana atau yang disebut dengan Musketeers.

Kepergian D’Artagnan ke Paris ternyata membawanya ke petualangan tak terduga. Ia justru bertemu dan bertarung dengan para musketeers lainnya. Anehnya, pada akhirnya mereka malah saling bekerjasama untuk melawan Kardinal Richelieu (Eric Ruf) yang jahat. Berhasilkah mereka semua?

Menyimak 121 menit The Three Musketeers versi Martin Bourboulon ini, adalah sangat jelas bahwa Martin hanya menjadikan jalan cerita asli The Three Musketeers sebagai inspirasi dan garis besar dari naskah cerita yang ditulis oleh Martin bersama Alexandre de La Patellière. Memanfaatkan plot cerita dari karakter D’Artagnan yang berusaha untuk bergabung bersama anggota kelompok The Three Musketeers, film ini kemudian mengembangkan imajinasinya seluas mungkin dan menjadikan narasinya penuh dengan berbagai seri petualangan yang membutuhkan kehadiran efek-efek visual khusus, tentu saja.

Sebagai sebuah film yang murni menawarkan hiburan belaka, The Three Musketeers: D’Artagnan mungkin saja berhasil menghibur kita semua. Tapi jika ingin dilihat lebih dekat, film ini mungkin akan menjadi salah satu kontender film dengan susunan jalan cerita terlemah yang dirilis pada tahun ini. Plot cerita The Three Musketeers versi baru ini bisa jadi terdengar begitu kompleks dan mampu membuat setiap orang membayangkan sebuah petualangan drama yang dipenuhi berbagai aksi dan intrik yang menarik. Tapi sayangnya, hal tersebut sama sekali tidak akan sobat nonton dapatkan dari film ini.

Jalan cerita The Three Musketeers: D’Artagnan memang benar-benar setia mengikuti plot cerita aslinya, dengan beberapa tambahan plot cerita lain tentunya, namun sang sutradara mengeksekusinya sebagai sebuah film yang hadir dengan deretan dialog dan karakter yang benar-benar tampil seadanya. Sekali lagi, tampil murni hanya sebagai sebuah film popcorn belaka.

Karakterisasi mungkin adalah hal yang paling mengganggu dari film ini. Tak peduli betapa kuatnya penonton berusaha untuk mengindahkan kelemahan sisi penulisan naskahnya, penonton tidak akan dapat mengacuhkan kehadiran beberapa karakter yang digambarkan begitu dangkal. Karakter utama D’Artagnan, contohnya. Ia ditampilkan dengan sikap keangkuhan yang sama sekali tidak berkharisma. Itu membuat kehadiran karakter tersebut lebih sering terlihat menjengkelkan daripada menarik dan berwibawa.

Namun begitu, kebanyakan penonton dijamin akan tetap dapat menikmati The Three Musketeers: D’Artagnan dari tampilan visual yang megah, special effect yang bekerja dengan baik dan kehadiran plot cerita komedi bodoh yang mampu tampil menghibur. Semua keunggulan tersebut setidaknya akan mampu membuat beberapa orang melupakan bahwa mereka sedang disuguhkan sebuah film dengan jalan cerita yang dangkal.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

The Architecture of Love (TAOL)
Mencadin: Dendam Pocong
The Roundup: Punishment
Badarawuhi di Desa Penari

COMING SOON

The Garfield Movie
MOUNT CHIAK
MARNI: The Story of Wewe Gombel
Perewangan