Loading your location

Review Weekend in Taipei: Suguhkan Rangkaian Pertarungan Seru dan Menghibur

By Ekowi17 Oktober 2024

Banyak pihak menyebut nama Luc Besson sudah habis, di mana mayoritas mengkritisi judul-judul terbarunya seperti Lucy dan Valerian and the City of a Thousand Planets sebagai tontonan popcorn bodoh. Mungkin benar, tapi sejak kapan karya Besson jadi destinasi pencari film berintelegensi tinggi? Mengkreasi hiburan ringan bertabur gimmick merupakan keahliannya, tidak terkecuali dalam film berjudul Weekend in Taipei ini.

Weekend in Taipei akan bercerita tentang John Lawlor (Luke Evans), seorang agen DEA asal Amerika Serikat yang mempunyai misi mengejar kartel narkoba terbesar di Taiwan. Dalam menjalani misinya tadi, Lawlor lalu menyamar sebagai pembeli dan bertemu dengan Joey Kwang (Gwei Lun Mei), gadis tangguh yang berperan bagai kurir dan sopir bagi Kwang (Sung Kang), bos kartel narkoba yang diincar oleh Lawlor.

Hubungan yang terjalin antara Lawlor dan Joey pun berubah menjadi romansa. Namun, hubungan tersebut kandas lima belas tahun lalu. Kini, keduanya lalu dipertemukan kembali di Taipei. Di tengah ancaman, mereka berdua menyadari bahwa cinta lama merekalah yang akan mampu menyelamatkan dari mara bahaya yang sedang mengancam keduanya.

Sejatinya, Weekend in Taipei akan menggiring sobat nonton dalam sebuah petualangan berisi kejutan-kejutan yang memiliki bentuk serta timing tidak terduga. Kecuali di klimaks, sulit menerka kapan Luc Besson yang di sini berperan sebagai produser dan penulis naskah sedang mempermainkan ekspektasi kita dan dalam bentuk apa. Sebab kisahnya sendiri tidak berputar di sekitar satu skema saja, yang mana lebih gampang ditebak polanya.

Tak lupa, Besson kembali menghadirkan sentuhan feminisme seperti di film-filmnya yang lain. Walaupun di beberapa bagian, sentuhan feminisme khas Besson tersebut mungkin terasa hambar. Namun sulit disangkal, ia tetap cukup ahli dalam menyampaikan tema itu, termasuk di dalam Weekend in Taipei ini. Besson seperti menuliskan kisah character-based yang tak mengedepankan pernak-pernik plot, yang membuat filmnya bak kunjungan ke ruang personal masing-masing karakter, sehingga di mata penonton, pelan-pelan sisi kemanusiaan si karakter tersebut mulailah nampak.

Dan walaupun sudah mengerjakan belasan film yang mengusung adegan aksi dan pertarungan penuh darah, Besson tetap memberikan racikan baru dan memukau di film ini. Hasilnya, sobat nonton akan disuguhi oleh sekuens pertarungan yang digarap dengan matang dan terlihat nyata. Bahkan jika boleh jujur, film ini bisa menjadi aksi penebus pertarungan Luke Evans dan Sung Kang yang terasa antiklimaks di waralaba Fast & Furious.

Akhir kata, mungkin film ini tidak akan luput dari terpaan kritik di luaran sana. Namun, film yang juga menjadi comeback dari sineas George Huang ini dijamin akan tetap menyajikan tontonan berkesan yang akan membuat sobat nonton terhibur di pekan ini.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Amazon Bullseye
Pantaskah Aku Berhijab
Venom: The Last Dance
The Wild Robot

COMING SOON

Siksa Dunia Durhaka
Kampung Siluman Pulo Majeti
Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga
RUNT