Review Nosferatu: Mencekam dan Mengerikan!!!
Rasa-rasanya, dewasa ini sulit menemukan horror yang punya kapasitas menakut-nakuti penonton ketika jumpscare makin menjadi primadona. Sehingga tidak mengherankan tiap kali suguhan macam itu hadir, pujian setinggi langit akan senantiasa mengiringi.
Setelah The Witch yang dirilis pada tahun 2015 silam, nama sutradara Robert Eggers semakin mencuri perhatian, serta memunculkan harapan bahwa masih ada horror filmmaker dengan kemampuan membangun kengerian atmosfer secara efektif tanpa harus berusaha keras menjadi "critics darling" namun mengalienasi penonton awam karena filmnya terlampau berat untuk dinikmati.
Kini, ia coba meremake karya legendaris berjudul Nosferatu yang merupakan film klasik tahun 1922 karya F.W. Murnau, yang juga adaptasi dari novel Dracula karya Bram Stoker. Nosferatu sendiri menceritakan tentang Thomas Hutter (Nicholas Hoult), seorang agen properti yang dikirim ke Transylvania untuk menemui Count Orlok (Bill Skarsgård). Count Orlok adalah seorang bangsawan misterius yang ingin membeli rumah di kota kecil Wismar.
Selama kunjungannya, Hutter menyadari bahwa Orlok adalah sesosok vampir yang haus darah.
Sementara itu, Ellen (Lily-Rose Depp), istri Hutter, menjadi objek obsesi Orlok, yang berencana membawanya ke dalam kegelapan abadi.
Di sepanjang lebih dari 120 menit durasinya, Nosferatu memang berjalan cukup lambat. Tapi, bukan berarti Robert Eggers betah membuat penonton berlama-lama menunggu tanpa satu pun hal signifikan terjadi. Berbeda dengan arthouse horror di luar sana yang menghabiskan waktu cukup lama membangun atmosfer supaya penonton bisa merasakan kesunyian mencekam di setting-nya, film ini hanya butuh beberapa menit saja sampai keanehan-keanehan mulai muncul.
Daripada dilakukan bertahap, Robert Eggers lebih memilih untuk membangun atmosfer, mengeksplorasi karakter, serta memamerkan kengerian secara bersamaan sehingga kita tak usah lebih dulu terjebak dalam rasa kebosanan menanti filmnya untuk tancap gas.
Ya, Nosferatu memang tidak bergantung pada jumpscare, melainkan pemanfaatan kolektif dari scary imagery lewat sinematografi Jarin Blaschke, creepy atmosphere hasil musik gubahan Robin Carolan, juga eksplorasi cerita melalui naskah yang ditulis langsung oleh Robert Eggers.
Rangkaian gambar film ini terasa mencekam tanpa perlu mengeksploitasi gore ataupun penampakan hantu berwajah mengerikan. Adegannya didominasi twisted situation berisi tingkah aneh yang mengacaukan logika nalar kita, yang otomatis membuatnya justru semakin mengerikan. Terlebih, Robert Eggers piawai merangkai gambar-gambar tersebut supaya tidak bertebaran acak sekaligus menciptakan timing sempurna bagi terornya.
Dan pada akhirnya, Nosferatu versi terbaru ini merupakan karya dari seorang sineas yang berkat kematangannya, semakin menemukan jati diri yang memudahkannya untuk bermain-main dengan formula aneka genre.