Review Setan Botak di Jembatan Ancol: Jameelah Saleem dan Indah Permatasari Tampil Solid
Sineas Anggy Umbara yang belakangan tekun menyutradarai film horor, kini kembali dengan karya terbarunya berjudul Setan Botak di Jembatan Ancol. Ya, dari judulnya saja, sobat nonton pasti sudah bisa menebak bahwa film ini terinspirasi dari legenda urban Jembatan Ancol yang telah lama dikenal oleh masyarakat.
Setan Botak di Jembatan Ancol bercerita tentang Nirmala (Jameelah Saleem), seorang gadis indigo yang terguncang setelah kehilangan sahabat dekatnya secara misterius. Kejadian itu membuatnya dihantui rasa penasaran dan ketakutan, sehingga mendorongnya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam pencariannya, Nirmala menyadari bahwa setiap tahun, anak-anak di panti asuhan tempatnya tinggal menghilang tanpa jejak. Kejanggalan ini semakin memperkuat tekadnya untuk mengungkap kebenaran, meskipun bahaya mengintainya di setiap langkah.
Penyelidikannya akhirnya membawanya pada sosok Bang Ozi (Ozy Syahputra), yang dikenal sebagai Setan Botak. Sosok misterius ini ternyata memegang kunci di balik hilangnya anak-anak tersebut, serta akan membuka tabir rahasia yang lebih gelap daripada yang pernah dibayangkan Nirmala.
Menurut penulis, posisi film ini dirasa masih cukup membingungkan. Sebagai sebuah spin-off tak resmi dari film Si Manis Jembatan Ancol, film ini belum bisa memunculkan Ozy sebagai setan utama dalam filmnya. Sedangkan sebagai sebuah komedi-horor, film ini terlampau seperti film pertamanya yang bersifat horor murni serta diselingi komedi-komedi Betawi yang kental bersama aktor-aktornya macam Arief Didu, Tomy Babap, dan Anyun Cadel.
Walaupun begitu, Anggy Umbara yang bekerjasama dengan penulis naskah Alim Sudio dirasa sudah cukup relevan dalam menghadirkan penceritaan yang sempit, tapi berusaha menghadirkan bermacam-macam rasa di dalamnya. Karakter Nirmala dan Maryam menjadi cerminan hubungan manusia dan setan yang terasa tulus dan dimanusiakan. Hal ini tak terlepas dari performa Jameelah Saleem dan Indah Permatasari yang tampil menghidupkan karakter mereka dengan baik.
Film ini juga bisa dibandingkan dengan film horor-komedi lainnya, seperti dwilogi Ghost Writer. Namun bedanya, dalam dwilogi Ghost Writer, komedi-horor agak diseimbangkan untuk mendukung performa cerita masing-masing. Hantu berguyon dengan menakuti, tak tertinggal atmosfer horor yang dibangun sebagai transisi dunia setan menuju manusia. Sedangkan dalam Setan Botak di Jembatan Ancol ini, horornya malah justru terasa memakan si komedi, alhasil keduanya tak mampu memberikan performa yang baik dalam ceritanya.
Pada akhirnya, mungkin keputusan Anggy Umbara dan rumah produksi MVP Pictures bisa jadi tepat kala menghadirkan Setan Botak di Jembatan Ancol hanya sebagai bagian dari semesta penceritaan ini, tetapi di lain sisi, mereka dirasa mulai menggugurkan potensi serta pesona Si Manis Jembatan Ancol untuk menjadi salah satu film unggulan mereka ke depannya.