Review Sinners: Fresh dan Menghibur dari Awal sampai Akhir
Bagaimana jika vampir benar-benar ada dan hidup di sekitar kita? Pertanyaan itu mungkin sedikit banyak sudah dijawab oleh banyak sutradara lewat karya-karya mereka. Kali ini, giliran sineas Ryan Coogler yang akan menghadirkan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui film berjudul Sinners.
Film ini mengisahkan saudara kembar, Smoke (Michael B. Jordan) dan Stack (Michael B. Jordan), yang kembali ke kampung halaman mereka setelah bertahun-tahun pergi. Mereka berharap bisa memulai hidup baru, namun segera menyadari bahwa sesuatu yang mengerikan telah menguasai kota kecil mereka.
Sejak kedatangan mereka, berbagai kejadian aneh mulai terjadi. Penduduk kota terlihat waspada, seolah menyembunyikan sesuatu. Beberapa dari mereka menghilang secara misterius, sementara yang lain berperilaku aneh. Smoke dan Stack pun mulai mengalami mimpi buruk yang terasa nyata, seakan ada kekuatan jahat yang mengintai mereka setiap malam.
Saat saudara kembar ini menyelidiki lebih dalam, mereka menemukan bahwa kota mereka telah lama dikuasai oleh kekuatan supranatural yang berbahaya. Rahasia kelam dari masa lalu mulai terungkap, dan menghubungkan mereka dengan peristiwa tragis yang terjadi bertahun-tahun sebelumnya.
Bagi sobat nonton yang sudah familiar dengan tipikal tontonan semacam ini pasti sudah hafal dengan pola penceritaannya. Sebelum menyantap menu utama yang lezat, kita harus melewati sajian pembuka yang cenderung melelahkan karena diisi obrolan antara karakter-karakter yang minim daya tarik.
Hal di atas tadi dilakukan sebatas untuk memenuhi durasi ketimbang sungguh-sungguh berusaha membangun latar belakang secara solid. Namun, Ryan Coogler selaku sutradara rupanya punya rencana lain. Barisan karakter di film ini memang tak dibekali penokohan yang sangat mendalam, namun kebanyakan dari mereka terasa "berwarna".
Ya, seluruh karakter di film ini sadar seaneh apa situasi yang sedang dialami oleh mereka. Mereka paham betapa absurdnya dikejar-kejar oleh sesosok entitas vampir. Nah, dari situlah penokohan karakternya kerap dibangun. Ketimbang basa-basi melelahkan, Ryan Coogler pun sudah menyiapkan bentuk adegan yang lebih kreatif guna memperkenalkan tiap individunya.
Walaupun masih ada sedikit kekurangan, utamanya terletak pada eksplorasi premis yang meski mampu memproduksi beberapa momen keren, sayangnya tak pernah benar-benar jadi bagian esensial yang menambah kesegaran filmnya di ranah eksekusi. Alhasil, petak umpet yang terjadi antara manusia melawan vampir ada kalanya terasa lebih generik dibanding apa yang filmnya bisa gapai.
Tapi apapun itu, semangat bersenang-senang yang tertanam di tiap sudut film Sinners tetap membuatnya sanggup mempertahankan kekuatan untuk menghibur penonton hingga akhir durasinya. Sebuah persembahan yang fresh dan tanpa diduga-duga bisa lahir dari tangan seorang sineas bernama Ryan Coogler.