Loading your location

Review Warfare: Film Perang yang Penuh Darah, Ledakan, dan Aksi Seru

By Ekowi09 Mei 2025

Jika dahulu ada film berjudul Green Zone yang coba mempertanyakan mengapa pemerintah Amerika Serikat sepertinya selalu menyelesaikan masalah politik mereka melalui jalan peperangan, maka Warfare yang disutradarai oleh Warfare mungkin adalah film yang mencoba menjawab mengapa peperangan adalah satu-satunya cara untuk dapat melenyapkan seluruh ancaman kedamaian dunia.

Warfare akan berkisah tentang sebuah pleton Navy SEAL Amerika Serikat yang sedang menjalakan misi pengintaian di wilayah Ramadi, Irak. Setelah menemukan rumah yang tepat untuk misi tersebut, mereka pun segera menyusup masuk dan mengambil alih rumah tadi.

Awalnya, aktivitas mereka tampak bergulir normal dengan sikap waspada. Mereka mengintai, dan memberi laporan tentang situasi di wilayah tersebut. Seiring waktu, salah satu prajurit bernama Elliot (Cosmo Jarvis) menyadari bahwa mereka perlahan sedang dikepung oleh para tentara Irak. Lantas, mampukah mereka semua berada di bawah tekanan medan perang yang siap untuk merenggut nyawa mereka?

Well, tidak mudah memang dalam membuat film anti-war, karena salah sedikit saja akan mengubah pesannya 180 derajat menjadi memuja peperangan entah karena “keseruan” yang hadir dalam filmnya atau karena kesan bahwa perang beserta segala kerugiannya memang diperlukan untuk menjaga kedamaian dunia.

Lewat filmnya ini, Alex Garland rupanya memilih pendekatan yang aman. Warfare jelas bukan Apocalypse Now yang menyuguhkan horor peperangan, ataupun Full Metal Jacket yang berfokus pada kerusakan psikologis seorang prajurit dalam meneriakkan pesan anti peperangan.

Walaupun begitu, Warfare tetap mampu tampil dalam balutan momen-momen terbaiknya ketika film ini sedang menyajikan kisah perjuangan para karakternya di medan perang. Momen-momen yang tidak hanya diisi dengan keberhasilan Alex Garland dalam menggarap tampilan ledakan dan adegan aksi yang terasa begitu realistis, namun juga ikatan emosi yang mampu tampil begitu memuncak ketika karakter-karakter dalam film ini saling berusaha untuk menyelamatkan diri.

Menyelipkan unsur-unsur di atas tadi ke dalam sebuah film perang memang menjadi the oldest trick in the book. Tapi jangan salah, dengan pernyataan tadi, bukan berarti penulis mengkritisi pemilihan cara bertutur dari film ini. Memang cara itu sudah jauh dari kata baru, tapi bukan berarti ketinggalan jaman dan tidak efektif.

Ya, Warfare memang tidak memberikan dobrakan, tapi film ini masih terasa kuat baik pada drama dengan segala pesannya sampai ketegangan yang hadir di medan perang. Mungkin tidak sampai pada tahap yang begitu tinggi, tapi film ini dijamin akan tetap berhasil memercikkan kebencian akan perang dalam diri sobat nonton, meski sesungguhnya efek itu terbantu oleh fakta bahwa rasa benci tersebut sudah sedari awal kita semua miliki.

Pada akhirnya, sebagai sebuah film yang bercerita mengenai dunia peperangan, Warfare tentu saja akan mampu membawa sobat nonton ke tengah-tengah suasana peperangan itu sendiri. Penuh dengan darah, ledakan, serta suara desingan peluru, tampilan teknis Warfare yang begitu kuat jelas menjadikan film ini berada pada jajaran film-film terbaik tentang dunia peperangan yang pernah dibuat oleh Hollywood.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Pengepungan di Bukit Duri
Sayap-Sayap Patah 2: Olivia
Holy Night: Demon Hunters
Korban Jatuh Tempo: Pinjol

COMING SOON

Warung Pocong
Siksa Dunia Durhaka
Shark Warning
RUROUNI KENSHIN -KYOTO DISTURBANCE-