Loading your location

Review Glo, Kau Cahaya: Ketika Keterbatasan Fisik Tak Halangi Kesuksesan

By Ekowi10 Maret 2023

Film yang sarat unsur motivasional memang bak penyakit yang menggerogoti perfilman Indonesia. Bukan berarti semua tearjerker berisi dying character itu buruk, namun banyak sineas kita menyalahgunakan unsur tersebut sebagai jalan pintas untuk membenamkan penonton dalam tangis. Tidak peduli cerita, karakterisasi maupun akting pemain seburuk apa, yang penting air mata bisa mengalir deras.

Dilihat sekilas, wajar bila Glo, Kau Cahaya menimbulkan skeptisme di kalangan penonton yang menyimpan antipati terhadap sub genre yang telah disinggung di atas tadi. Tapi, walau masih dipenuhi usaha menyedot air mata, film garapan Ani Ema Susanti ini rupanya punya tujuan berbeda. Film ini berniat untuk memunculkan secercah harapan, mengajak supaya berjuang alih-alih menyerah tak berdaya.

Glo, Kau Cahaya berkisah tentang seorang gadis bernama Gloria (Tatyana Akman), yang merupakan atlet asal Papua yang mengalami frustrasi dan depresi setelah kehilangan kedua orangtuanya akibat kecelakaan pesawat. Kehidupan Gloria semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Hal itu membuatnya kehilangan cita-cita sebagai atlet renang profesional.

Namun, Gloria menuai dukungan dari orang-orang yang menyayanginya. Sampai akhirnya, ia kembali memiliki semangat untuk mewujudkan cita-citanya sebagai seorang atlet profesional. Ia kemudian mengikuti kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua. Dari kejuaraan tersebut, Gloria belajar mengenai esensi kemenangan sesungguhnya. Lantas, bagaimana perjuangan Gloria dengan keterbatasannya untuk menggapai impian?

Opening film ini terlihat menjanjikan. Meski berisikan adegan kematian, sang sutradara tidak berusaha keras mengemasnya overly melancholic. Daripada sayatan orkestra, scoring diisi alunan musik yang meskipun sendu tapi tetap beratmosfer positif, memposisikan film bukan sebagai penguras air mata belaka. Setelah itu perjalanan alur memang sedikit goyah, tapi kembali menemukan pijakannya sewaktu fokus berpindah pada interaksi Glo dengan karakter-karakter di sekitarnya.

Tatyana Akman di sini tidak sekedar bersenjatakan paras cantik seperti penampilannya dalam film Kisah Tiga Dara. Berkat range emosi yang lebih luas, Glo tidak berakhir sebagai karakter dua dimensi belaka. Kevin Royano yang bermodalkan pembawaan kikuknya berhasil menjauhkan dirinya dari sosok katakter pria tampan nan charming sebagai love interest protagonisnya.

Sebagai prasyarat sebuah film motivasional, satu aspek esensial mampu dicapai oleh film ini, yaitu memunculkan harapan. Untuk menanamkan rasa tersebut, penonton butuh dibuat terpikat, tergugah oleh perjuangan Glo. Naskah film ini benar-benar mengeksplorasi aspek tersebut, menjauhkan penonton dari ketidaktahuan mengenai sekeras apa usaha Glo. Film ini juga tidak melakukan simplifikasi yang layaknya film dengan premis sejenis lainnya. Bukan air mata saja yang coba dimunculkan oleh film, melainkan sebuah harapan.

Jadi, bagi sobat nonton yang mungkin saat ini merasa kurang motivasi dan harapan, film Glo, Kau Cahaya layak masuk daftar film yang wajib ditonton weekend ini. Jangan lupa cek jadwal tayangnya di sini ya! Selamat menonton.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Menjelang Ajal
The Roundup: Punishment
Tarot
Imaginary

COMING SOON

Anyone But You
Dilan: Wo Ai Ni 1983
Kiblat
Elio